Aqu yg berprofesi sebagai dokter sekarang sedang mewakili proyek perbaikan gizi yg mana tempatanya di kepulauan terpencil, jarak dari rumah yg aqu tempati ke prakter membutuhkan waktu 2 jaman, aqu sudah mempunyai swami.
Sepeninggalku, ternyata swamiku menunjukkan dirinya sebagai gay. Dia mempunyai pemuda simpanan kawan tidur dan pemuas sex. Selama aqu dinas di kepulauan, pemuda itu beberapa kali dibawa pulang menginap di rumah.
Untuk menyembunyikan sikapnya, sehari-hari kawan gaynya disimpan di luar, disewakan rumah. Kejadian ini memukul perasaanku. Segala upaya untuk menyadarkan swamiku ternyata tak membawa hasil.
Aqu membawa kedukaanku di pulau dgn cara melayani masyarakat setempat. Untuk mengisi kekosongan waktu, aqu buka praktek sebagai dokter umum. Suatu hari sewaktu jam praktek hampir usai, seorang pasien laki-laki tegap berkumis dan bercambang datang minta agar diperiksa. Ia memperkenalkan namamanya Aljoen. Keluhannya sering pusing.
“Silakan Pak Aljoen naik ke tempat tidur biar saya periksa,” Segera aqu memeriksa pernafasan, tekanan darah dan lain-lainnya. Sewaktu tanganku memegang tangannya yg berrambut lebat, ada perasaan canggung dan geli. Sewaktu Pak Aljoen pamit, dia meninggalkan amplop biaya pemeriksaan. Ternyata isinya melebihi kewajaran tarip seorang dokter umum.
Hari berlalu, sewaktu suatu malam saat aqu akan mengunci kamar praktek, dihadapanku telah berdiri Pak Aljoen.
“Dokter, apakah masih ada waktu untuk periksa saya ? Maaf saya datang terlalu malam karena ada pekerjaan tanggung”
Aqu terkejut karena kehadirannya tanpa aqu ketahui. Dgn senyum geli aqu membuka kembali ruang praktek sembari mempersilakan masuk.
“Dok, saya tak mempunyai keluhan. Hanya saya ingin tahu apakah tekanan darah saya normal” Demikian Pak Aljoen mengawali pembicaraan.
“Saya bisa tidur nyenyak setelah meminum obat dokter”
Sembari memerika, kami berdua terlihat pembicaraan ringan, mulai dari sekolah sampai hobi. Dari situ aqu baru tahu, Pak Aljoen telah dua tahun menduda ditinggal mati istri dan anak tunggalnya yg kecelakaan di Solo.
Sejak saat itu hidupnya membujang. Sewaktu pamit dari ruang praktekku, Pak Aljoen menawarkan suasana santai sembari menyelam di kepulauan karang. Dok, panoramanya sangat indah, pantainya juga bersih lho
Aqu setuju atas tawaran itu dan Pak Aljoen akan menyiapkan perlengkapan yg diperlukan. Dalam speed boath yg menyeberangkan kami, esexeseks.com hanya berisi aqu, Pak Aljoen dan pengemudi kapal.
Sesampainya disana, aqu merasa canggung sewaktu harus berganti pakaian selam di hadapan laki-laki. Tapi aqu juga belum tahu cara mengenakan pakaian selam jika tanpa bantuan Pak Aljoen. Terpaksa dgn pakaian bikini aqu dibantu Pak Aljoen memakai pakaian renang. Tangan kekar berrambut itu beberapa kali menyentuh pundak dan leherku. Ada perasaan merinding.
Tanpa terasa kegiatan menyelam menjadi kegiatan rutin. Bahkan pergi ke tempat penyelaman sering hanya dilaqukan kami berdua, aqu dan pak Aljoen. Semakin hari jarak hubungan aqu dgn Pak Aljoen menjadi lebih akrab dan dekat.
Kami sudah saling terbuka membicarkan keluarga masing-masing sampai dgn keluahanku mengenai swamiku yg gay. Dia tak lagi memanggilku Bu Dokter, tapi cukup namaqu, dik Nastiti. Musim barat hampir tiba, kami berdua di tengah perjalanan ke tempat penyelaman.
Tiba-tiba datang hujan dan angin sehingga gelombang laut naik-turun cukup besar. Aqu mual, sehingga kapal dibelokkan Pak Aljoen ke arah sisi pulau yg terlindung. Kami turun ke pantai, duduk di bangunan kayu beratap rumbia tempat para penyelam biasa istirahat sembari menikmati bekal. Hanya ada dua bangku panjang dan meja kayu di tempat itu.
Angin kencang menyebabkan tubuh kami basah dan dingin. Aqu duduk mepet ke Pak Aljoen. Aqu tak menolak sewaktu Pak Aljoen memelukku dari belakang. Tangan berrambut lebat itu melingkar dalam dada dan perutku. Dekapan itu terasa hangat dan erat. Aqu memejamkan mata sembari merebahkan kepalaqu di pundaknya, sehingga rasa mabuk laut mulai reda.
Sebuah kecupan ringan melekat di keningku, kemudian bergeser ke bibir, aqu berusaha menolak, tapi tangan yg melingkar di dadaqu berubah posisi sehingga dgn mudah menyusup dalam BHku.
Tiba-tiba tubuhku terasa lemas saat jari tangan itu membuat putaran halus di puting susuku. Bibir berkumis lebat itu menjelajah ke bagian sensitip di leher dan belakang telingaqu. Persasaan nikmat dan merinding menjalar dalam tubuhku.
Bibir itu kembali bergeser lambat menyusur dagu, bergerak ke leher, pundak dan akhirnya berhenti di buah dadaqu. Aqu tak tahu kapan kaitan BH itu terbuka. Dorongan kuat muncul di kemaluanqu, ingin rasanya ada benda bisa mengganjal masuk.
Tangan kekar itu akhirnya membopongku dan meletakkan di atas meja kayu. BHku telah jatuh di atas pasir, mulut dan tanggan Pak Aljoen bergantian menghisap dan meremas kedua gunungku, kanan kiri.
Aqu bagaikan melayg, kedua tanganku menjambak rambut Pak Aljoen. Kepalaqu tanpa terkendali bergerak ke kanan dan kiri semakin liar disertai suara eluhan nikmat.
“Oooohhhhhaaoohhhha ooooohhhhaaaauuhhhhhh.” Kedua tangannya semakin kencang meremas buah dadaqu. Mulutnya bergeser perlahan ke bawah menelusur pusaraa.. terusa.kemaluanqu.
“Ahhhaa husss aa. ahhaa aahhhhhh.”
Sewaktu mulut itu menemukan klitorisku, jeritanku tak tertahan
“Auh..haha aahhha.. husssa..” sebuah benda lunak menyeruak bibir kemaluanqu. Bergerak perlahan dalam usapan halus serta putaran di dinding dalam, membuatku semakin melayg.
Tanpa terasa eranganku semakin keras. Untuk menambah kenikmatan, aqu angkat tinggi bokongku ke atas. Ingin rasanya benda itu masuk lebih dalam.
Tapi aqu hanya memperoleh dipermukaan.
“Ooohhhhaa..haahhaa haaahhahuuuaaaaa. t..earaua.sa..se..se..se..dikitaatas. Ooohhhaa.aahhh aaa..” Sebuah hisapan kecil di klitorisku memperkuat cengkeraman tanganku di pinggir meja.
Hisapan itu semakin lama semakin kuata. kuat dan kuata.. menjadikan kenikmatan tak terhinggaa. memuncul denyutan puncak kenikmatan.
Otot-otot disekitar kemaluanqu mengejang nikmat dan nikmat sekali. Sesekali nafasku tersengal
“aaaaaa..hhhhhhaaaaahuuuaaaa..aahhhhha.aahhhhaaa aaaahhhhhhhhaa. ahhhhaa huhhhhhhhaehhhhhh.”
Denyut itu menjalar dintara pangkal paha dan bokong ke seluruh tubuh. Puncak kenikmatan yg sempurna telah aqu dapatkan. Puncak kenikmatan telah aqu rasakan. Lemas sekujur tubuhku, aqu ingin dipeluk erat, aqu ingin ada sebuah benda yg masih tertinggal dalam kemaluanqu untuk mengganjal sisa denyutan yg masih terasa. Tapi aqu hanya menemukan kekosongan.
Tangan-tangan berrambut itu dgn pelan membuka kembali pahaqu. Kedua kakiku diangkat diantara bahunya. Kemudian terasa sebuah benda digeser-geser dalam kemaluanqu. Semula terasa geli, tapi kemudian aqu sadar Pak Aljoen sedang membasahi kemaluannya dgn cairan kawinku. Sesewaktu aqu bangun sembari menutup kedua kakiku. Aqu mendorong tubuhnya, dan aqu menangis. Sembari membuang muka aqu sesenggukan. Kedua tanganku menutup dada dan selangkangan. Pak Aljoen tertunduk duduk dibangku menjauhi aqu.
Ia sadar aqu tak mau dijamah lebih dari itu. Sembari menelungkupkan tubuh di meja, tangisku tetahan. Pak Aljoen mendekati dan dgn lembut ia membisikkan kata permintaan maaf. Diapun menyorongkan BH serta celana dalamku. Aqu tetap menangis sembari menutup muka dgn kedua tanganku. Akhirnya pak Aljoen pergi menjauh menuju kapal mengambil bekal.
Kami duduk berjauhan tanpa kata-kata. Sekali lagi Pak Aljoen mengajukan permintaan maaf dan berjanji tak mengulang kejadian itu. Ia menyerahkan botol air mineral kepadaqu. Maafkan aqu dik Nastiti, aqu khilaf, aqu telah lama tak merasakan seperti ini sehingga aqu khilaf. Aqu minta maaf yah, aqu harap kejadian ini tak mengganggu persahabatan kita. Yuk kita minum dan makan siang, terus pulang
Aqu merasa iba pada Pak Aljoen. Ternyata dgn tulus dia masih bisa menahan syahwatnya. Padahal bisa saja memaksa dan memperkosaqu.
Kesadaranku mulai pulih, emosiku mereda. Aqu mulai berpikir pada kejadian tadi, bukankah aqu telah terlanjur basah saat ini ? Bukankah bagian dari kehormatanku telah dijamah Pak Aljoen ?
Bukankah tubuhku yg paling sensitif telah dinikmati Pak Aljoen ? Apa artinya mempertahankan kesucian perkawinan ? Bukankah aqu tak pernah menikmati rasa seperti ini dgn swamiku ? Bukankah aqu telah kawin dgn seorang gay ? Yah aqu telah diusir dari rumahku oleh kawan gay swamiku.
Tapi itu bukan salah swamiku. Ia terlahir dgn kelainan jiwa. Ia menjadi gay dgn menanggung penderitaan. Ia terpaksa memperistri aqu hanya untuk menutupi gaynya. Aqu ingin merasakan kenikmatan, tapi aqu tak ingin jadi korban, aqu tak ingin punya anak dari hubungan ini dgn Pak Aljoen.
Keberanianku mulai muncul. Aqu melompat dan memeluk Pak Aljoen. Kelihatan Pak Aljoen ragu pada sikapku sehingga tangannya tak bereaksi memelukku. Aqu bisikan kata mesra.
“Pak, aqu kepingin lagi, seperti tadi, tapi aqu minta kali ini jangan dikeluarkan di dalam”
“Maksud dik Nastiti..”
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, tanganku meraba ke kemaluannya. Kemudian tanganku menyusup dalam celana renangnya. Sebuah benda yg tidur melingkar, tiba-tiba bangun karena sentuhanku
Tapi jangan dikeluarkan di dalam ya Pak. Terima kasih.
Senyum Pak Aljoen berkembang. Kembali aqu didekap, aqu dipeluk erat oleh kedua tangan kekar. Aqu benamkan mukaqu di dada bidang berrambut.
Tanpa komando aqu duduk di atas meja sembari tetap memeluk Pak Aljoen. Aqu diam, mataqu terpejam sewaktu pelan-pelan aqu direbahkan di atas meja.
Satu persatu pengikat BHku lepas sehingga tampaklah susuku yg masih sangat padat lengkap dgn putingnya yg berwarna coklat kemerahan dan sudah berdiri dgn pongahnya. Kedua tangannya meraih dadaqu, mulut hangat menyelusur gunungku, perlahan-lahan bergeser ke bawah, semakin ke bawah gerakkannya semakin liar.
Gesekan kumis sepanjang perut membuatku menegang. Aqu pasrah sewaktu celana dalamku ditarik ke bawah lepas dari kaki sehingga kini aqu sudah benar-benar bagaikan bayi yg baru lahir tanpa sehelai benangpun yg menutupi tubuhku.
Mulut hangat itu kembali bermain lincah diantara bibir bawahku yg ditutupi rambut-rambut kemaluan yg berwarna hitam legam dan tumbuh dgn lebatnya disekeliling lubang kawinku dan clitorisku terasa sudah mengeras pertanda aqu sudah dilanda nafsu kawin yg amat menggelegak.
Kenikmatan kembali menjalar di rahimku.
“Auha.e.e.e.e.e.e.ea..haaahahaaahahaah. Auhhhhsssaa” aqu mengerang. Pak Aljoen sembari berdiri di tepi meja mengusapkan benda panjang dan keras di klitorisku.Gairah Sex
Aaaahhhha..uhhh.. jeritan kecil tertahan mengawali dorongan kemaluan Pak Aljoen menyusup kemaluanqu. Bokongku diangkat tinggi dgn kedua tangannya sewaktu benda itu semakin dalam terbenam. Tanpa hambatan kemaluan Pak Aljoen masuk lebih dalam menjelajah kemaluanqu.
Dimulai dgn gerakan pendek maju mudur berirama semakin lama menjadi panjang. Nafasku tersengal menahan setiap gerak kenikmatan.
“Aaaha.ahha..ahhaa.haaaaaaaaaaaa..haassssaa” Entah berapa lama aqu menerima irama gerakan maju mundur benda keras dalam kemaluanqu. Aqu telah merasakan denyut puncak kenikmatan. AuuuuuuuuhhhhhJeritan dan cengkeraman tanganku di pundak belakang penanda aqu mencapai puncak puncak kenikmatan.
Gerakan benda itu dalam kemaluanqu masih tetap berirama, tegar maju mundur dan membuat gesekan dgn sudut-sudut sensitif. Tiba-tiba irama gerakan itu berubah menjadi cepat, semakin cepata.. suara eluhan Pak Aljoen terdengar dan otot kemaluanqu kembali ikut menegang, yaha aqu mau kembali puncak kenikmatana aaahhhhhhhhhhhhaa. aahhhha. Tiba-tiba benda dalam kemaluanqu ditarik keluar. Semprotan cairan hangat mengenai pahaqu dan meleleh di atas meja. Pak Aljoen mencapai puncak kenikmatan. Pak Aljoen memenuhi janjinya, tak mengeluarkan cairan mani dalam kemaluanqu. Aqu lemasa..lemas sekali seperti tak bertulang.
Aqu didekap lembut dan sebuah ciuman di kening menambah berkurang daya kekuatanku. Tiga tahun kemudian setelah kejadian di pulau itu, aqu telah menikmati hari-hari bahagiaqu. Aqu sekarang telah menjadi nyonya Aljoen.
Di pelukanku ada si mungil Indri, buah hati kami berdua. Setelah perceraian dgn swamiku, satu tahun kemudian aqu menikah dgn Pak Aljoen. Mantan swamiku mengirim berita ia sekarang sekolah di Australia. Tapi aqu tahu semua itu hanya kamuflase, seperti dalam pengaquannya lewat telepon, mantan swamiku menetap di Sydney agar dapat memperoleh kebebasan menjadi kaum gay.