Awalnya sih aku cuma iseng-iseng saja, melihat iklan-iklan paranormal yg banyak bertebaran di tabloid-tabloid misteri. Tetapi ada satu yg membuatku menarik, yaitu tentang ilmu pelet memikat hati wanita hingga mau mengikuti segala keinginan si pemelet. Kebetulan aku memang mempunyai obsesi untuk menikmati lekuk tubu Asty, seorang wanita yg menurutku sangat cantik dan sexy.
Dia pemilik cucian mobil di daerah Cijantung, Jakarta timur. Orangnya tinggi, mungkin sekitar 170 cm, badannya langsing, padat berisi, dgn lekukan pinggang yg dalam, kontras dgn pinggul dan pantatnya yg sensual, gundukan di dadanya yg mencuat ke depan, seakan menantang gairah setiap lelaki, apalagi ditunjang dgn kulitnya yg putih mulus dan kelihatannya sangat lembut dgn bulu-bulu halus menghiasi seluruh permukaan kulitnya. Sungguh wanita sempurna yg pernah kutemui.
Sayang setiap kali aku mencuci steam mobilku dan menggodanya sopan, sepertinya dia acuh tak acuh saja. Memang sih aku jg sadar, dari sekian puluh mobil yg antri dicuci, mungkin mobilKatanaku yg levelnya paling terbawah. Yg nyuci disana rata-rata mobil-mobil keluaran terbaru, dgn pemiliknya yg rata-rata berdasi. Aku yakin mereka pasti berlomba mendapatkan kehangatan dari Asty, karena aku sering dengar bahwa Asty memang bisa “diajak”, asalkan kita banyak duit.
Berpikir seperti itu, aku langsung menghubungi melalui telepon paranormal itu. Setelah berbicara panjang lebar mengenai segala sesuatunya, aku tertarik jg, karena jika tdk berhasil dia tdk akan menerima mahar. Jadi berhasil dulu baru kubayar.
Sore itu, sepulang kerja aku mampir ke tempat prakteknya di daerah Lubang buaya, Jakarta timur. Setelah menjalani segala macam ritual, termasuk mandi kembang dan lain-lain, aku diberikan bekal sebuah cincin yg katanya sdh diisi. Dan sesuai perjanjian, mahar sejumlah Rp 500.000,- akan kuberikan setelah berhasil. Dia hanya memberikan nomer rekeningnya di sebuah bank swasta terkemuka, tp itu pun dgn sebuah peringatan, jika berhasil tp aku tdk membayar maharnya, maka taruhannya adalah nyawaku. Karena aku memang tdk ada niat jelek, aku ambil cincin itu dan aku kenakan di jari manisku.
Sesampai di rumah, ketika menjelang tidur, kubaca mantra yg diberikan sang dukun sambil membayangkan wajahnya yg cantik dan tubuhnya yg menggiurkan. Perlahan peniskuku bangkit dan mengeras, “Berhasil..!” batinku bersorak kegirangan.
Memang salah satu syaratnya adalah harus ereksi. Akhirnya aku tertidur dgn sejuta angan-angan indah memenuhi mimpiku.
Besoknya, pulang kerja aku langsung menuju cucian mobil. Di depanku sdh ada 4 mobil antri untuk dicuci. Aku segera ke ruang tunggu, bergabung dgn pemilik mobil yg lain, tp aku tdk melihat Asty di sana. Aku sedikit kecewa. Sedang asyik-asyiknya kami mengobrol, munculah orang yg aku tunggu-tunggu.
“Hai, semua..” sapanya manis.
“Hai, jg..” hampir serempak kami membalas salam Asty.
Pandangan mataku bertemu dgn Asty, dia tersenyum manis sekali. Cepat-cepat kubacakan mantra yg sdh kuhafal 3 kali.
Kini tinggal satu langkah lagi yg harus kulakukan, yaitu menyentuh salah satu anggota tubuhnya. Dalam suasana yg ramai begitu memang sulit sekali mendapatkan kesempatan bicara denganya, apalagi memegang salah satu anggota tubuhnya. Namun rupanya peletku sdh mulai bekerja, saat kendaraanku selesai dicuci, otomatis aku harus menyelesaikan pembayarannya dgn Asty. Saat dia menulis nota, kuberanikan diri memegang punggung tangannya.
“Asty, kulit kamu halus sekali, pakai lotion apa sih..?”
Matanya yg indah langsung menatapku begitu tangannya kusentuh. Jantungku deg-degan menunggu reaksinya.
“Pakai lotion biasa, memangnya kenapa..?”
Tdk ada nada marah dalam ucapannya.
Aku bersorak kegirangan dalam hati, “Ehh, nggak apa..” aku jadi kebingungan sendiri.
“Nih, kalau kamu ada perlu pribadi dgnku.”
Dia menyerahkan sebuah kartu nama pribadinya di selipan nota yg kuterima. Tambah kaget saja aku, Asty yg biasanya agak ketus, sekarang malah mengundangku.
Aku mencoba menenangkan perasaanku,
“Eh, iya, terima kasih..”
Aku bergegas meninggalkan tempatnya dgn hati berbunga-bunga, kubaca kartu nama pribadinya, lengkap dgn nomor ponselnya.
Malam harinya, dgn tdk sabar aku mencoba menghubunginya. Tp aku masih ragu, untung aku ingat fasilitas lintas operator yg baru-baru ini diluncurkan. Kukirim SMS ke ponselnya, meskipun dia TELKOMSEL dan punyaku SATELINDO, tp SMS-ku langsung masuk, buktinya dia langsung mereply tdk lebih dari 5 menit.
“Boleh, aku call kamu ke rumah, sekarang..?” begitu bunyi SMS-ku.
Sekian menit ponselku berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Kubuka, dan ternyata pesan dari Asty.
“Dgn senang hati..” begitu bunyi reply-nya.
Aku segera menghubunginya, mula-mulanya pembicaraan kami terasa kaku, tp lama-kelamaan akhirnya pembicaraan kami menjadi lancar, bahkan sdh mengarah ke seks. Ternyata semalam dia bermimpi main dgnku sampai orgasme, sehingga dia jadi terbayang dan ingin sekali mencoba kebenarannya. Pucuk di cinta ulam pun tiba, satu jam lebih kami ngobrol lewat telepon. Saat obrolan kian panas, aku pun mengajaknya untuk bertemu. Asty langsung menyggupi.
“Ini pasti pengaruh pelet itu..” batinku.
Aku langsung memacu Katana-ku, menjemputnya. Dan karena sdh akrab, aku langsung mengajaknya check-in sesuai kesepakatan. Dan begitu aku mengunci pintu kamar hotel, dgn ganasnya Asty langsung menyerangku habis-habisan. Seluruh tubuhku diciuminya. Baju dan celanaku langsung beterbangan dan mendarat dgn sukses di lantai hotel yg berkeramik ungu. Aku pun tdk mau kalah, kubuka baju dan celananya dan kulempar jg ke lantai. Sambil berciuman, tangan kamisalaing mengelus dan mencari titik rangsangan. Kedua tubuh kami yg sdh bugil mempermudah Asty menemukan peniskuku.
“Wah.., gede sekali, persis dalam mimpiku..” katanya.
Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya, tp senyumku langsung berubah seketika ketika Asty berjongkok dan menjilati peniskuku sampai ke bijinya, apalagi saat mulutnya melahap dgn rakus peniskuku yg sdh menegang.
Aku merintih keenakan. Aku hanya bisa menunggu saat yg tepat untuk membalas perlakuannya, tp ternyata memang peletku luar biasa, aku tdk diberikan kesempatan menikmati tubuhnya, karena Asty langsung menungging di hadapanku dan menarik peniskuku ke celah lembabnya.
“Nanti sayang, aku belum puas..!”
Aku mencoba menahan langkahnya, tp Asty seperti orang kesurupan, dia tdk peduli dgn ucapanku. Dia langsung memundurkan pantatnya, hingga peniskuku terbenam ke dalam kemaluannya. Hangat dan nikmat mengalir dari peniskuku ke seluruh tubuhku, sementara Asty semakin histeris.
“Ohh.., enakk sayang.., tusuk yg dalam sayang..!” desahnya.
Aku bertumpu pada pinggulnya yg montok, dan aku mulai memaju-mundurkan pantatku. Pantat Asty yg bulat kuremas-remas, kadang aku menyambar toketnya yg bergantungan merangsang itu. Sambil terus mempercepat gerakanku, kupilin kedua puting toketnya, dan hasilnya,
“Achh..” seluruh tubuh Asty mengejang dan bergetar.
Bersamaan dgn terbenamnya seluruh peniskuku ke dalam liang memeknya, Asty terdiam sejenak, mungkin masih menikmati sisa orgasmenya. Tdk lama pantatnya ditarik maju, sehingga peniskuku lepas dari liang kemaluannya, dan menimbulkan bunyi “Plop..”, karena masih kencangnya jepitan kemaluan Asty di peniskuku yg masih kaku.
Asty telentang di kasur, matanya terpejam, aliran nafasnya yg belum normal membuat gundukan dadanya naik turun. Aku hanya bisa memandangi kesempurnaan tubuhnya. Kulitnya putih bak pualam tanpa cacat sedikit pun, sangat kontras dgn bulu-bulu hitam yg tumbuh. Apalagi gundukan kemaluannya sangat indah dgn hutannya yg hitam lebat. Toketnya yg tdk terlalu besar dihiasi dgn puting yg masih memerah. Lekuk pinggangnya bak gitar spanyol, perutnyarata tanpa kerutan sedikit pun. Aku yg lagi tanggung, tanpa buang waktu lagi langsung mencumbunya. Seluruh tubuhnya kuhujani dgn ciuman-ciuman lembut dan jilatan lidahku yg hangat. Aku bagai seekor kucing memandikan anaknya, tdk sejengkal pun dari tubuhnya yg luput dari jilatan dan elusanku.
Saat lidahku sampai pada toketnya, Asty kembali bangkit nafsunya. Dia balas memainkan dadaku dan menjetik puting dadaku dgn jarinya. Aku bagai dialiri setrum tinggi. Kubalas dgn memasukkan jariku ke dalam kemaluannya. Pada posisi mengorek, kutemukan ruas-ruas halus bergerigi, kusentuh dgn lembut.
Asty menjerit lirih, “Ahh, jangan, aku jadi mau kencing..!”
“Tenang sayang, sebentar lagi kamu rasakan lain dari yg lain..” kataku menenangkannya.
Dan tdk lama aku berbicara, Asty sdh memperlihatkan rasa nikmat yg diterimanya akibat sentuhanku pada g-spotnya.
Seluruh tubuhnya meliuk-liuk menahan seranganku. Apalagi dgn tanpa melepaskan jariku, kuarahkan mulutku ke klitorisnya, Asty semakin meracau tdk menentu.
Kujilati klitorisnya yg membengkak, sementara satu tanganku masih asyik memilin puting toketnya.
“Masukin sayang.., aku sdh nggak tahan..!”
Tanpa dikomando kedua kalinya, kuangkat kedua kaki Asty ke pundakku. Dalam posisi begini, aku bisa melakukan penetrasi lebih dalam.
Kumasukkan peniskuku ke liang memeknya,
“Sleppsh..!”
Aku kembali merasakan pijatan halus di seluruh penisku. Kutekan pantatku lebih dalam dan Asty menjerit keras. Mungkin akibat dari penetrasi peniskuku yg terlalu dalam. Tetapi hanya sebentar saja, Asty sdh menggerakkan pinggulnya yg sensual, mengimbangi tusukanku yg semakin dalam.
Peluh sdh bercucuran di seluruh tubuh kami. Berbagai posisi sdh kupraktekkan. Aku berusaha menahan ejakulasiku sekuat mungkin, tp sampai saat ini Asty belum ada tanda-tanda orgasme.Aku sdh mulai lelah, kini Asty gantian berada di atas tubuhku dan menduduki peniskuku yg masih mencuat dgn keregangan masksimal. Ternyata dgn posisi begini, Asty lebih mudah mencapai orgasmenya, mungkin dia bisa mengatur sentuhan ke klitoris atau ke liang memeknya. Gerakan pinggulnya yg gemulai serasa mengurut penisku. Tdk lama kemudian, kulihat Asty mulai mempercepat gerakannya, kian lama kian cepat dan sdh tdk beraturan lagi. Aku berkonsentrasi penuh untuk mencapai kenikmatan bersama. Spermaku terasa sdh mengumpul di ujung peniskuku.
“Ohh.. Aku mau keluar sayang, tahan yah..!”
“Jangan keluarin di dalam, sayang..”
Aku agak kaget, cepat-cepat kupecah konsentrasiku untuk menahan ejakulasiku. Dgn setengah berdiri aku mencoba membantu mempercepat orgasme Asty dgn menghisap puting toketnya. Dan ternyata berhasil, tubuh Asty mengejang kaku. Kedua kakinya menjepit kuat pinggangku.
“Achh.. sstt..!” kedua jari Asty menancap di dadaku, menahan gelombang orgasmenya yg kedua.
Aku yg sdh lama menahan ejakulasiku, segera mendorong tubuhnya yg lemas di atas tubuhku.
“Asty.., aku dikit lagi sayang, cepat..!”
Asty langsung bangkit dan mengocok peniskuku dgn cepat. Aku sdh tdk tahan lagi, apalagi sambil terus mengocok, mulut Asty memainkan puting dadaku. Jebollah pertahananku.
“Achh..!” kuremas kuat rambut Asty sambil melepas kenikmatan yg kurasakan.
Semprotan spermaku cukup jauh, hingga mengenai wajah Asty yg masih terus menjilati dadaku. Seluruh persendianku terasa lemas bagai tak bertulang. Kami istirahat berpelukan sampai tertidur.
Nah itulah indahnya bercinta jika dgn orang yg kita kagumi, apalagi dgn orang yg kita cintai.