Aku tdk menduga sebelumnya bahwa sahabatku yg bernama Eros memiliki fantasy spontan dan menurutku sangat ekstrim. Seperti yg aku ceritakan sebelumnya dgn wajahnya yg seperti anak baik-baik tp ternyata dia benar-benar liar. Ibunya ia perkosa dan sekarang ibunya telah menjadi budak seks utk memenuhi segala hasrat nafsu birahinya.
Setelah aku menggempur ibunya Eros yg bernama Tante Ajeng, Eros jadi semakin sering bersama-sama dgnku. Sehingga aku tdk berani menghubungi Tante Ajeng sebab aku takut jika aku menghubungi Tante Ajeng akan terjadi hubungan istimewa antara aku dan Tante Ajeng. Dan jika itu terjadi besar kemungkinan hubungan aku dan Eros akan menjadi buruk. Makanya, hp pemberian dari Tante Ajeng tdk aku gunakan dan aku simpan baik-baik di dlm kamarku.
Siang itu Eros kembali menjemputku di depan sekolah. Setelah bercakap sebentar aku pun langsung naik ke atas sepeda motornya. Di perjalanan tak ada sepatah katapun yg ke luar dari mulutnya. Makanya aku pun santai saja dan gak peduli mau dibawa kemana pun juga.
Ternyata aku dibawa menuju rumahnya. Rumah besar dan mewah yg hanya dihuni oleh Eros, Tante Ajeng, dan Bu Inah pembantunya. Walau aku belum pernah bercakap-cakap dgn Bu Inah tp aku merasa sdh kenal baik sebab, Eros kerap bercerita tentang pembantunya tersebut.
Masuklah aku bersama Eros ke dlm rumahnya yg mewah tersebut. Di ruangan bersantai tempat menonton tv terlihat Tante Ajeng sedang duduk sambil membaca majalah. Aku menjadi menduga-duga, “pasti Eros ngajakin aku ngentot ibunya lagi! makanya ia langsung ajak aku ke rumahnya.” bisikku dlm hati.
Kami pun berjalan mendekat menghampiri Tante Ajeng. Kemudian Tante Ajeng pun tersadar dgn kehadiran kami dan segera menyimpan majalahnya. Pipi Eros dikecupnya dgn lembut. Begitu juga aku, ketika aku hendak mencium tangannya, Tante Ajeng dgn cepat mencium pipiku pula. Senang bukan main sebab, dgn begitu berarti aku dan Eros disayangi oleh Tante Ajeng.
Eros langsung pergi menuju kamarnya. Sedangkan aku ikut duduk bersama Tante Ajeng di sofa putih yg lembut dan empuk.
“kamu kok gak ngehubungi tente. Apa hp yg tante kasih rusak atau hilang?” tanya Tante Ajeng.
“ada tante hpnya baik-baik saja. Cuma beberapa hari ini Eros kan sering sama-sama aku terus. Makanya aku belum ngehubungi tante karena takut Eros tahu, nanti jadi salah paham.” jawabku dgn polos.
“oh begitu. Kamu sdh makan?”
“belum tante. Tar aja aku belum lapar kok.” jawabku sambil menonton tv.
Eros sdh berganti pakaian. Ia segera duduk dan ikut ngobrol sambil meluk dan meremas-remas tubuh serta susu Tante Ajeng. Aku yg melihat hal tersebut cuma bisa geleng-geleng kepala saja sambil tersenyum agak geli. Walaupun aku sebernarnya sangat terangsang melihat baju daster kuning yg dipakai Tante Ajeng terangkat karena ulah Eros sehingga celana dlm hitam yg dikenakan ibunya itu terlihat mataku. Tp aku mencoba biasa-biasa saja sambil mengalihkan pandangan ke arah tv.
“mam, di belakang ada orang yg lagi kerja ya?” tanya Eros pada Tante Ajeng.
“iya, kebetulan mamah kan libur hari ini jadi mamah suruh orang betulin pintu dan jendela belakang.
Kayunya udah rapuh dan ada dinding yg udah retak juga. Kebetulan Bu Inah kenal sama tukang bangunan jadi dipanggil aja ke sini suruh betulin.” jawab Tante Ajeng.
Setelah bincang-bincang itu Eros segera nyelonong ke belakang. Aku dan ibunya ditinggalkan berduaan lagi. Kami pun ngobrol-ngobrol.
Ketika sedang asik ngobrol dgn Tante Ajeng, Eros muncul disertai dua orang lelaki yg rupanya kuli bangunan yg sedang bekerja di rumahnya. Badan kuli itu hitam dgn wajah yg terlihat garang. Tp tubuh mereka berbeda, yg satu sdh agak tua, tubuhnya tinggi dan perutnya agak buncit sedangkan yg satu tingginya sama dgnku dgn badan kurus tp berotot dan mungkin usianya 4 atau 5 tahun lebih tua dariku.
“liat bang, sexy gak tuh?” tanya Eros kepada kedua kuli bangunan tersebut.
Kedua kuli itu tak menjawab apa-apa. Terlihat wajah mereka yg hitam dan garang itu menjadi padam karena malu. Namun, mata mereka sesekali tampang mencuri-curi pandang ke arah tubuh Tante Ajeng yg putih, seksi, dan mulus.
“kenapa bang diem aja? mau ngentot gak?” tanya Eros pada kedua kuli tersebut.
Aku yg mendengar itu kaget bukan main. Mengapa Eros sampai berbuat demikian? Aku tatap wajah Tante Ajeng dan tampaklah kulit wajahnya semakin pucat pasi. Aku tahu bahwa ibunya merasa dipermalukan oleh anaknya sendiri sekaligus gelisah karena memikirkan rencana anaknya.
“mah, buka dong bajunya, biar mereka bisa liat tubuh indah mamah!” pinta Eros pada ibunya.
Tante Ajeng diam saja sambil matanya melotot buas ke arah Eros. Sedangkan Eros dgn tenang membalas tatapan tajam ibunya itu dgn wajah biasa-biasa saja sambil cengengesan. Aku menjadi merasa tdk nyaman berada dlm kondisi demikian. Awalnya aku merasa nyaman ngobrol dgn Tante Ajeng sampai kenyamanan itu hilang karena ulah Eros yg membawa dua kuli bangunan itu ke dlm rumah dan meminta ibunya utk telanjang.
Aku sesungguhnya kasihan pada Tante Ajeng karena pasti batinnya tertekan. Dgn santai, Eros mendekati ibunya dan duduku di sampingnya.
“ayo dong mah, buka baju mamah. Biar mereka bisa liat tubuh seksi mamah. Aku janji tdk akan aneh-aneh lagi. Ini yg terakhir mah!” desak Eros pada Tante Ajeng dgn suara agak berbisik.
“enggak Ros! mamah gak mau! kamu pikir mamah itu wanita murahan?” jawab mamahnya.
“mah, sekali ini aja. Udah ini Eros gak minta macem-macem lagi. Eros janji!” kata Eros terus mendesak ibunya.
Tante Ajeng yg berada di sampingku terus berdebat dgn Eros. Aku serba salah sehingga aku lebih memilih diam karena bingung harus berbuat apa. Terlihat Tante Ajeng sampai mengeluarkan air matanya. Ingin rasanya aku pergi karena aku pun merasa sangat tdk nyaman dgn kondisi demikian.
Setelah perdebatan itu usai, akhirnya Tante Ajeng menuruti kemauan Eros dgn syarat bahwa ini yg terakhir meminta Tante Ajeng menuruti kemauan Eros. Eros pun setuju dan berjanji bahwa ia tdk akan meminta yg macam-macam lagi.
Wajah Tante Ajeng tampak kacau ketika ia melepas dasternya. Tampaklah ia yg kini hanya mengenakan bh dan celana dlm berwarna hitam. Aku lihat kedua kuli itu melongo melihat Tante Ajeng.
“bang pada nunggu apa sih? ayo dong bang pada di buka juga bajunya!” pinta Eros pada kedua kuli bangunan yg tak berkedip melihat keindahan tubuh Tante Ajeng.
Seolah tersadarkan oleh ucapan Eros, kedua kuli itu kemudian membuka pakaiannya hingga tersisa celana dlm saja yg melekat ditubuh mereka. Eros pun lantas menginstruksikan mereka utk mendekat ke arah ibunya yg berada di sampingnya.
Dgn ragu-ragu kedua kuli itu berjalan mendekati Tante Ajeng. Setelah mereka berdiri dihadapan Tante Ajeng, Eros menyuruh ibunya utk mengoral penis kedua kuli tersebut. Dgn wajah tak karuan, Tante Ajeng pun langsung melorotkan celana dlm kedua kuli itu dgn agak kasar. Tampaklah kedua penis hitam di hadapan Tante Ajeng. Ukurannya cukup besar dan ukuran penis kedua kuli itu hampir sama besar serta panjangnya.
Ragu-ragu Tante Ajeng mulai mengoral penis kuli itu bergantian. Ketika mengoral penis kuli yg sdh agak tua yg tubuhnya tinggi dan perutnya agak buncit, tangan Tante Ajeng mengocok-ngocok penis kuli yg muda yg tubuhnya kurus tp berotot. Begitu aksi Tante Ajeng secara bergantian memanjakan kedua penis kuli tersebut.
Ketika Tante Ajeng sedang mengoral bergantian penis kedua kuli bangunan yg sedang bekerja di rumahnya, Eros pun melepaskan bh hitam yg dipakai Tante Ajeng sehingga susu besar dgn puting besar itu mulai bergelayut mengiringi gerakan Tante Ajeng memaju mundurkan kepalanya mengoral penis. Tangan Eros dgn gemas meremas-remas susu Tante Ajeng sambil tersenyum penuh gairah kemenangan.
Eros pun membimbing tubuh Tante Ajeng agar berdiri agak menungging. Tante Ajeng pun menuruti dan mulai menunggingkan pantatnya sambil terus mengoral penis kedua kuli itu secara bergantian. Dgn agak gemas Eros meremas-remas pantat montok ibunya sebelum akhirnya mempersilakan aku utk bermain dgn meqi Tante Ajeng.
Entah mengapa, aku yg awalnya merasa tdk nyaman dan agak kesal karena ulah Eros yg tega pada ibunya, kini dgn penuh gairah birahi mulai menurunkan celana dlm Tante Ajeng. Terlihat meqi tembem dgn kulit putih mulus tanpa bulu itu begitu menggoda birahiku. Dgn perlahan kudekatkan wajahku utk mencium, menjilat lubang meqinya. Tercium bau harum dihidungku.
Meqi Tante Ajeng basah oleh lendir birahinya. Dgn perlahan-lahan aku jilati itilnya, aku kenyot-kenyot perlahan, dan ku putar-putar lidahku perlahan di lubang meqinya yg merah menggoda. Sehingga tubuh Tante Ajeng bergetar mendapat sensasi di meqinya.
“mmmmppphhh ooooouuuhhhhhh.” desah Tante Ajeng sambil terus mengoral penis kedua kuli itu secara bergantian.
Aku terus melakukan aksi menghisap, menjilat, dan mengenyot itil serta lubang meqi Tante Ajeng secara perlahan. Terlihat Eros sdh bugil dan kemudian berdiri di antara kedua kuli itu utk mendapat oral dari Tante Ajeng.
Setelah semakin basah meqi Tante Ajeng oleh lendir birahi yg bercampur dgn liurku, aku mulai mempercepat gerakan lidah serta mulutku utk menghisap, menjilat, dan mengenyot lubang meqinya sampai itilnya yg sdh menonjol mengeras.
Aku semakin hanyut dlm birahi. Kini aku mulai menjilati dan menusuk-nusuk lubang dubur Tante Ajeng dgn lidahku sambil jari tengah tangan kiri aku tusukkan ke dlm lubang meqi Tante Ajeng. Terdengar erangan dan desahan Tante Ajeng berkali-kali ke luar dari mulutnya. Aku kobel-kobel lubang meqinya dgn jari tengahku. Terasa semakin basah dan hangat lubang meqinya.
Belum sampai sepuluh menit, Eros memintaku menghentikan aksiku yg sedang asik bermain dgn meqi dan dubur ibunya. Aku pun menuruti dan segera bangkit berdiri. Kemudian Eros menyuruh kuli yg masih muda utk duduk di sofa. Ketika kuli itu sdh duduk di sofa, Eros mengintruksikan ibunya utk memasukkan kelamin kuli itu ke lubang meqinya. Dgn posisi WOT sambil membelakangi tubuh kuli itu, Tante Ajeng membimbing penis kuli tersebut menuju lubang meqinya. Dgn perlahan Tante Ajeng mulai menurunkan pinggulnya menduduki penis kuli bangunan itu yg sedikit demi sedikit terbenam di lubang meqinya.
Dgn lincahnya, Tante Ajeng mulai mengoyang pinggulnya dan dikombinasi dgn kocokan naik turun dgn agak cepat. Sehingga kuli tersebut mengerang-erang penuh kenikmatan.
Eros kembali berdiri dihadapan ibunya di ikuti oleh kuli yg agak tua. Dgn penuh nafsu Tante Ajeng mengulum penisnya anaknya sambil sebelah tangannya mengocok-ngocok dgn cepat penis kuli yg perutnya agak buncit itu.
Ketika aku hendak melangkah mendekat ke hadapan Tante Ajeng, aku lihat Bu Inah bengong melihat ke arah penisku. Aku pun diam dan tak jadi melangkahkan kaki. Sampai akhirnya, mata kami saling tatap dan dgn wajah malu karena ketahuan sedang memperhatikan penisku, ia pun segera menghilang ke dlm dapur.
Ketika aku berada di hadapan Tante Ajeng yg sedang mengoral secara bergantian penis Eros dan kuli itu, penisku pun dikocok-kocok oleh tangan kirinya Tante Ajeng.
Tak sampai 5 menit, kuli kurus yg sedang ngentot meqi Tante Ajeng itu telah mencapai orgasme sambil mengerang penuh kenikmatan. Ketika orgasme kuli yg masih muda itu surut perlahan-lahan Tante Ajeng melepaskan meqinya dari penis pria tersebut. Terlihat sperma yg begitu banyak meleleh dari lubang meqi membasahi paha dan lantai rumahnya.
Kemudian Eros meminat ibunya duduk di sofa sambi mengangkangkan kedua kakinya. Sehingga meqi merah merekah itu terlihat begitu indah dgn bibir meqinya yg tembem. Eros pun menyuruh kuli yg agak tua utk memasukan penisnya ke lubang meqi ibunya. Dgn penuh nafsu, kuli itu langsung mengarahkan penisnya ke lubang meqi Tante Ajeng.
Setelah penisnya terbenam, segeralah kuli itu menggenjot maju mundur dgn cepat. Tampak wajah Tante Ajeng menikmati genjotan penis di dlm lubang meqinya sehingga ia pun kembali mendesah-desah.
Aku dan Eros segera naik ke atas sofa. Sambil berlutut di sebelah kiri Tante Ajeng, aku arahkan penisku ke mulut Tante Ajeng sedangkan Eros yg berlutut di sebelah kanan Tante Ajeng mendapat giliran dikocok oleh tangan kanan Tante Ajeng.
Terasa nikmat dan hangat sekali penisku di dlm mulut Tante Ajeng. Sungguh rasanya enak sekali ketika penisku dijilat, dikulum, dan disedot-sedot dgn lembut oleh Tante Ajeng. Begitulah secara bergantian Tante Ajeng memberikan oral dan kocokan pada penisku dan penis Eros.
“mmmppphhhhhh aaaaaahhhh, mmmmppphhhhh ooooouuuuuhhh. eeeeehhhmmmm.” desah Tante Ajeng mendapat genjotan sangar dari kuli bangunan sambil mulut dan tangannya tetap mengoral dan mengocok penisku dan Eros secara bergantian.
Terlihat tubuh kuli itu sdh bercucuran keringat. Sehingga kulit hitamnya mengkilat. Ia begitu bernafsu menggenjot dgn cepat penisnya masuk ke dlm lubang meqi Tante Ajeng yg tembem dan mulus tanpa bulu.
Ku lihat mulut kuli yg agak tua itu menganga karena desah yg ke luar karena merasakan nikmat pada penisnya. Sehingga ia pun menghentikan gerakannya dan membiarkan penisnya terbenam di dlm lubang meqi Tante Ajeng. Rupanya Tante Ajeng mendapat orgasme. Badannya meliuk-liuk kemudian mengejang-ngejang sambil tangannya mencengkram agak kuat penisku dan penis Eros.
“oooooouuuuhhh mmmmppphhhhh , aaaaauuuhhhh mmmmppphhhhh . oooooouuuuuuhhhh mmmmppphhhhh .” lenguh Tante Ajeng ketika mendapat orgasme.
Ketika mereda orgasme Tante Ajeng, pria yg menindihnya kembali memompakan penisnya ke dlm lubang meqi Tante Ajeng dgn cepat. “plok plok plok” bunyi khas tersebut kian nyaring terdengar.
Penisku kembali mendapat kuluman, jilatan dan kenyotan lembut dari Tante Ajeng yg sdh kembali bernafsu sambil tangannya mengocok-ngocok penis anaknya. kembali secara bergantian penisku dan penis Eros dioral dan di kocok oleh tangannya.
Tak lama sesudah Tante Ajeng orgasme, pria kuli yg agak buncit perutnya itu kian mempercepat memaju mundurkan penisnya ke dlm lubang meqi Tante Ajeng. Rupanya pria kuli itu kini sedang memburu orgasmenya. Dan akhirnya sambil mengerang cukup nyaring, pria itupun mendapatkan orgasmenya. Tubuhnya mengejang sambil menurunkan kecepatan maju-mundurnya dgn perlahan ia menghentak-hentakkan pinggulnya seiring sperma yg meluncur dari lubang kencingnya ke dlm lubang meqi Tante Ajeng.
Tersungging senyum penuh kepuasan di wajah pria hitam setelah puas mengentot Tante Ajeng. Sedangkan nafasnya terengah-engah karena persetubuhan yg liar tersebut.
Dgn perlahan, pria tersebut mencabut penisnya dari dlm lubang meqi Tante Ajeng. Spermanya pun ikut meleleh ke luar dari dlm lubang meqi Tante Ajeng.
“sdh puas bang? ayo tunggu apalagi silakan abang berdua kerja lagi di belakang!” perintah Eros pada kedua kuli bangunan itu.
Setelah mengenakan pakaiannya kembali, kedua kuli itu pun segera melangkahkan kakinya menuju halaman belakang rumah Eros utk bekerja kembali.
Kini Eros yg sdh sangat bernafsu, mengarahkan tubuh ibunya menuju pangkuannya. sambil saling mendekap, mereka ngentot dgn gaya WOT di atas sofa. Perlahan-lahan Tante Ajeng mengarahkan penis anaknya ke dlm lubang meqinya. Ketika penis Eros sdh berada di mulut lubang meqinya, Tante Ajeng pun menurunkan pinggulnya perlahan-lahan membenamkan penis anaknya ke dlm lubang meqinya.
“ooooooooohhhhhhh, mmmmppphhhhh .” desah Tante Ajeng saat penis anaknya terbenam seluruhnya di dlm lubang meqinya.
Aku segera bangkit berdiri di atas sofa menghadapkan penisku kehadapan wajah Tante Ajeng. Tante Ajeng mengerti dgn maksudku, ia pun langsung mengoral penisku dgn gemas. “Wow” mataku terbelalak ketika ujung lidah Tante Ajeng mengorek-ngorek lubang kencingku. Walaupun agak ngilu tp kenikmatannya sungguh luar biasa.
Tante Ajeng menggoyang pinggulnya dgn liar serta mengkombinasikan gerakannya dgn naik turun secara cepat mengocok penis Eros. Sambil tetap mengoral dan meremas biji pelerku dgn lembut, mulutnya terus mengeluarkan desah dan erangan.
Aku minta pada Tante Ajeng utk membasahi penisku dgn ludahnya. Tante Ajeng pun meludahi penisku sambil diratakan oleh tangannya ke seluruh penisku dari kepala sampai pangkal penis.
Setelah cukup banyak ludah di penisku aku segera turun dari sofa. Aku ludahi lubang dubur Tante Ajeng dan meratakan ludahku diduburnya dgn jari tangan kiriku. Aku mulai arahkan penisku ke dlm lubang dubur Tante Ajeng. Aku mulai tekan pinggulku supaya penisku dapat masuk ke dlm lubang duburnya degan perlahan-lahan. Kepala penisku sedikit demi sedikit menerobos masuk ke dlm lubang dubur Tante Ajeng. Sampai akhirnya penisku merasakan begitu peret dan tercengkram di dlm lubang duburnya.
Perlahan-lahan aku mulai memaju mundurkan pinggulku mengocok penisku ke dlm lubang duburnya yg peret dan mencengkram itu. Terasa sesak sekali. Sehingga aku merasakan kenikmatan tiada tara.
Ketika lubang duburnya telah dapat menyesuaikan dgn penisku, aku mulai maju mundur dgn agak cepat. Sehingga Tante Ajeng tak henti-hentinya mendesah dan mengerang ketika ia mencapai orgasme dgn kedua penis yg tertancap di meqi dan duburnya.
Terasa kedutan lubang dubur dan cengkraman kuat pada penisku yg terbenam didalam lubang duburnya. Tubuhnya mengejang-ngejang. lenguhannya membahana karena agak keras ke luar dari mulutnya.
” oooooouuuuuuhhhhhhh mmmmppphhhhh.” lenguhnya ketika Tante Ajeng orgasme.
Eros memintaku mencabut penis dari dlm lubang dubur ibunya sekaligus meminta ibunya utk turun dari pangkuannya. Kemudian aku duduk di sofa dan Tante Ajeng pun segera bangkit kembali duduk di pangkuanku sambil memunggungiku. Dgn perlahan ia memasukan penisku kembali pada lubang duburnya. Tanpa kesulitan penisku sdh terbenam di lubang duburnya.
Eros kemudian mengangkat kedua kaki ibunya sehingga punggung Tante Ajeng rapat dgn dadaku. Kulit punggunggunya yg basah dgn keringat terasa lembut menyentuh kulit dada dan perutku.
Kemudian Eros mengarahkan penisnya ke dlm lubang meqi Tante Ajeng. Setelah masuk, Eros mulai mengocok maju mundur dgn cepat sedangkan aku dgn susah payah mulai menaik turunkan pinggulku menancapkan penisku mengocok ke dlm lubang dubur.
Walaupun cukup sulit, aku tetap merasakan desakan penisku di dlm lubang dubur Tante Ajeng yg peret dan mencengkram. Hangat lubang dubur Tante Ajeng menjalar dari kepala penis sampai pangkal penisku.
Hampir 15 menit Eros dan aku mengocok lubang meqi dan dubur Tante Ajeng dgn penis kami, akhirnya Eros mendapat orgasmenya. Eros pun menghentikan gerakan maju mundurnya menikmati luncuran sperma dari penisnya ke dlm meqi ibunya.
Usai terkuras spermanya, Eros kemudian melepas penisnya dari dlm lubang meqi Tante Ajeng. Ia langsung pergi ke dapur tanpa mengenakan bajunya kembali.
Tante Ajeng kemudian turun dari pangkuanku setelah melepas ke luar penisku dari dlm lubang duburnya.
“ji, kita lanjut di kamar tante ya! cepet ambil baju kamu.” ajak Tante Ajeng padaku.
Aku segera bangkit dan memunguti bajuku yg berserakan di lantai. Kemudian mengikuti langkah Tante Ajeng menuju kamarnya.
Di dlm kamarnya, Tante Ajeng memintaku duduk dulu di kasurnya yg empuk dan dibalut sprei kasur yg lembut. Aku pun menuruti perintahnya sedangkan ia langsung menuju kamar mandi yg berada di dlm kamarnya utk pipis dan membersihkan sperma di dlm lubang meqinya.
Tak begitu lama menunggu, Tante Ajeng telah kembali. Ia langsung mendaratkan ciumannya di bibirku. Aku pun segera membalasnya sehingga kami berciuman dgn buas. Lidah kami saling lilit, saling hisap. Sehingga tak terasa liur meleleh dari dlm mulut dan membasahi dagu kami.
Perlahan aku mulai telusuri lehernya dgn lidahku. Aku kenyot-kenyot perlahan supaya tdk meninggalkan bekas merah pada lehernya. Sambil menjilat dan mengenyot-ngenyot lembut leher Tante Ajeng, aku mulai arahkan tanganku utk meremas dan memilin susu besar dgn puting merah yg cukup besar dan keras.
Aku terunkan lidahku ke arah susunya yg besar dan kenyal itu. Aku jilati, aku hisap, dan aku kenyot-kenyot dgn gemas. Sehingga cukup banyak bekas cupanganku di kedua susu Tante Ajeng.
Tante Ajeng yg sdh sangat bernafsu sdh tdk tahan lagi sehingga tubuhku didorongnya cukup keras membuatku telentang di atas kasurnya. Dgn ganas ia naik di atasku. Tp aku balas membanting tubuhnya sehingga Tante Ajeng telentang di sampingku.
Aku segera berjongkok di depan meqi Tante Ajeng dan memikul kedua kakinya pada pundakku. Kemudian aku arahkan penisku ke dlm lubang meqinya dan mendorong penisku secara perlahan-lahan masuk ke dlm lubang meqinya. Terasa lubang meqinya begitu sempit utk ukuran penisku yg panjangnya sampai ke udel dgn besar sekitar empat jari.
Ketika penisku sdh terbenam, aku mulai memaju mundurkan penisku dgn perlahan. Gayaku berjongkok memompa maju mundur pinggulku persis kodok yg hendak melompat. Sedangkan tanganku berpegangan sambil meremas-remas kedua susu Tante Ajeng yg besar dan kenyal.
“aaaaaaaaaauuuuuhhhhh jiiiii, mmmmppphhhhh aaaaaaaauuuuuuhhhh.” desah Tante Ajeng menikmati kocokan penisku pada meqinya.
Semakin lama, aku menambah kecepatan kocokan penisku. Sampai akhirnya lebih dari 5 menit aku minta Tante Ajeng berganti gaya bercinta.
Sambil sama-sama berbaring miring, aku tusukkan penisku ke dlm lubang meqi Tante Ajeng. Sebelah Tanganku aku gunakan utk mengangkat sebelah kaki Tante Ajeng supaya aku lebih mudah melakukan tusukan maju mundur dgn leluasa dan cepat. Tp belum sampai 5 menit, Tante Ajeng mengajakku berganti gaya bercinta lagi sebab ia merasa sulit bergerak mengimbangi gerakanku.
Doggy style menjadi alternatif kami. Tante Ajeng pun segera nungging di atas kasur sedangkan aku berlutut di belakang pantatnya. Aku mulai bimbing penisku utk masuk kembali ke dlm lubang meqinya. Aku tusukkan penisku dan memaju mundurkan pinggulku dgn cepat sambil kedua tanganku memegang kedua bongkahan pantatnya yg montok.
“aaaaaaauuuuuhhhhh mmmmppphhhhh, aaaaaaaaauuuuuhhh mmmmppphhhhh.” desah Tante Ajeng yg tak henti-hentinya ke luar dari mulutnya.
Tante Ajeng mulai mengikuti gerakanku dgn menggoyang-goyang pinggulnya memutar-mutar. Terasa penisku bagai diremas-remas. aku terus memaju mundurkan penisku dgn cepat. Kurang dari 3 menit dgn gaya doggy style, Tante Ajeng mendapatkan orgasme kembali. Tubuhnya mengejang dgn pinggang meliuk-liuk seksi. Sedangkan meqinya berkedut-kedut dan mencengkram penisku cukup panjang dan lama.
“oooooooohhhhhhhh mmmmppphhhhh oooooouuuuuuhhhhhh.” lenguh Tante Ajeng menikmati orgasmenya.
Aku berhenti memaju mundurkan pinggulku supaya Tante Ajeng lebih menikmati orgasmenya. Terasa hangat cairan orgasmenya pada penis dan membasahi sampai pangkal penisku.
Ketika kedutan dan cengkraman meqinya sdh surut, aku segera mengocok kembali lubang meqinya dgn cepat. Sehingga Tante Ajeng kembali mendesah. Tanganku yg sedari tadi diam di atas pantatnya yg montok, kini aku gunakan utk meremas-remas dgn gemas kedua bongkahan pantat Tante Ajeng.
Tubuh kami sdh semakin memerah dan basah oleh keringat yg terus bercucuran. Sedangkan pinggulku terus mengocok maju mundur ke dlm lubang meqinya.
Tampak dari gerakannya, Tante Ajeng sdh kelelahan sehingga aku menyarankan utk berganti gaya.
Tante Ajeng setuju dan segera telentang sambil membuka pahanya lebar-lebar. Aku segera menindihnya dan memasukan penisku ke dlm lubang meqinya lagi. Sambil berpelukan aku genjot dgn cepat.
Kedua kaki Tante Ajeng saling silang di atas pinggangku. Sambil saling memeluk kami pun berciuman kembali tanpa menghentikan genjotan ke dlm lubang meqinya.
“mmmmppphhhhh ooooooohhhhhh mmmmppphhhhh , oooooooohhhhhh.” desah Tante Ajeng terasa hangat menjamah pipiku.
Aku percepat gerakanku ketika penisku mulai merasakan gatal dan geli di dlm lubang meqi Tante Ajeng. Sehingga mulut Tante Ajeng pun terus mengeluarkan desahan diiringi erangan sambil memejamkan matanya. Sedangkan kedua tangannya mencengkram erat punggungku.
Tubuhnya mulai gelisah dan mengejang-ngejang. Aku rasakan penisku dicengkram di dlm lubang meqinya. Sedangkan kedutan-kedutan meqinya semakin kuat terasa. Dan kami pun sama-sama orgasme.
“ooooooooohhhhhhh mmmmppphhhhh, eeeeeehhmmmmm mmmmppphhhhh.” lenguhan orgasme Tante Ajeng terasa hangat nafasnya menyentuh kulit pipiku.
Aku hentikan genjotanku utk menikmati sensasi orgasme penisku yg menyemprotkan sperma sambil merasakan kedutan dan cengkraman meqinya yg hangat karena mengeluarkan cairan orgasmenya Tante Ajeng. Sungguh nikmatnya orgasme bersamaan.
Akhirnya, orgasme kami mereda. Sambil tetap berpelukan aku kecup bibir dan jidat Tante Ajeng dgn lembut. Perbuatanku itu ternyata direspon dgn senyum yg menawan dari Tante Ajeng yg cantik. Sungguh-sungguh cantik Tante Ajeng dgn senyum menawannya.
Perlahan-lahan, aku cabut penisku dari lubang meqinya. Mengalirlah cairan spermaku dan cairan orgasme Tante Ajeng ke luar dari lubang meqinya membasahi sprei kasurnya yg lembut.
Aku pun segera bangkit dan meminta ijin menggunakan kamar mandi Tante Ajeng utk mandi membersihkan tubuhku.
Setelah selesai mandi, aku lihat Tante Ajeng tertidur pulas di kasur. Aku pun menghampirinya dan menyelimuti tubuhnya yg masih telanjang. Kemudian dgn lembut aku kecup keningnya sebelum meninggalkan kamarnya.
Aku segera mencari Eros di dlm kamarnya. Tampak ia sedang bersantai merokok sambil bertelanjang dada.
Kami pun menghabiskan waktu utk merokok sambil bermain PS di kamar Eros.
Sekitar pukul 9 malam, sesudah ikut makan malam bersama Tante Ajeng dan Eros, aku pamit pulang. Selama makan malam, Tante Ajeng enggan bicara dgn anaknya. Rupanya Tante Ajeng masih kesal terhadap Eros.