Rabu, 31 Januari 2018

Bak Inem Yang Siap Ku Perawani Dan Ngentot

Pak bisa minta tolong untuk panggilkan Mbok Inem tukang urut itu?? Badanku agak pegal dan mau mriang nih”kataku dgn minta tolong.
Jam 7.20 – pintu depan diketok orang dan bergegas aku keluar, ternyata yg dateng Pak Hartoyo dgn perempuan muda lumayan cakep bersih orangnya, tertegun aku jadinya.

“Mas Andi, ini anaknya Mbok Inem, terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari, tapi dia bisa ngurut kok, walaupun gag sepinter ibunya.” kata pak Hartoyo cepat sebelum aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dgn perintahku.

“Ya udah langsung masuk aja” kataku mempersilahkan.

“Saya balik dulu kepangkalan Mas” pamit pak Hartoyo.

Seperginya pak Hartoyo langsung tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Mbok Inem langsung mengekor dari belakang.

“Siapa nama kamu?” tanyaku memecah keheningan.

“Meiti Mas” sahutnya pendek.

Senin, 29 Januari 2018

Adik Ipar Yang Ketagihan Akan Kontol Besarku

Aku masih ingat pada waktu itu, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut.


Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, Bisa Mas..

Kalau begitu mari kita pulang pintaku. E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi. Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.

Senin, 22 Januari 2018

Teman wanita ku yang seorang hyper sexs

Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya yang mengekspresikan kepuasaan. Sementara kontolku yang tegang mengganjal di bibir vaginanya yang licin dan hangat

“Enak sayang?” kutanya dengan senyum.
“Iyahh.. Enak banget.. Sentuhanmu begitu indah dan nakal,” katanya dengan senyum juga.
“Masih ada yang lebih indah” kataku.
“Ya, aku mau lebih lagi, aku mau lebih,” katanya.
“Berapa yang kamu mau?” tantangku.
“Sampai nggak bisa bangun, apa kau kuat?” tantangnya balik.
“Aku masih orisinil, jangan kuatir, aku akan memuaskanmu, sampai nggak bisa bangun kan?” kataku.
“Ya, sampai nggak bisa bangun” katanya senyum.


Kembali kami saling melumat, tanganku meremas buah dadanya yang kembali menegang. Sementara kakinya dijepitkan kepinggangku. Puas dengan itu, aku beranjak dan jongkok diantara pahanya yang kurentangkan dengan tertekuk. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya. Kutatap matanya yang pasrah.

Minggu, 07 Januari 2018

Kisah sexs ku yang gila waktu ngerjain dua penjaga vila

Hari itu, sekitar jam 12 siang, aku baru saja tiba di vilaku di puncak. Pak slamet, penjaga vilaku membukakan pintu garasi agar aku bisa memarkirkan mobilku. Pheew.. akhirnya aku bisa melepaskan kepenatan setelah seminggu lebih menempuh UAS.

Aku ingin mengambil saat tenang sejenak, tanpa ditemani siapapun, aku ingin menikmatinya sendirian di tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Agar aku lebih menikmati privacy-ku maka kusuruh Pak Slamet pulang ke rumahnya yang memang di desa sekitar s***** Pak Slamet sudah bekerja di tempat ini sejak papaku membeli vila ini sekitar 7 tahun yang lalu, dengan keberadaannya, vila kami terawat baik dan belum pernah kemalingan.

Usianya hampir seperti ayahku, 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari. Aku dari dulu sebenarnya berniat mengerjainya, tapi mengingat dia cukup loyal pada ayahku dan terlalu jujur, maka kuurungkan niatku. “Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja” pamitnya.

Setelah Pak Slamet meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku. Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu. Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa.

Sesampainya disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku.

Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam.