Minggu, 15 Januari 2017

Edukasi Sex Dari Papa dan Mama


Sore itu seperti biasa aku dan keluargaku berkumpul bercanda ria di ruang keluarga. Aku, papa dan mama kami bertiga termasuk keluarga yang haromis.
Perkenalkan namaku Andri umur 16 tahun, ibuku Mayang usia 42 tahun, sedangkan ayahku Ranu usianya 47 tahun. Kami bertiga selalu menghabiskan waktu bersama kalau sore hari seperti itu. Sedangkan bila pagi sampai jam 5 sore kita bertiga sibuk dengan urusan masing-masing aku sekolah, ibuku sibuk dengan bisnis laundrynya, dan sedangkan ayahku bekerja sebagai pemborong. Walaupun hidup kami pas-passan kami tetap bahagia karena selalu bisa berkumpul seperti ini.
Sore itu ayahku sedang memegang kartu ditanggannya untuk mengajak aku dan mamaku bermain kartu bersama untuk mengusir bosan. Akhirnya kami bertiga bermain kartu bersama memang benar kata ayahku permainan kartu ini awalnya menghilangkan rasa bosan kami bertiga yang sedari tadi hanya ngobrol-ngobrol sambi lihat televisi. Setelah bermain cukup lama akhirnya kami bertiga merasa bosan dengan permainan kartu ini. Ayahku yang menetahui situasi itu langsung mencetuskan ide gilanya, memang ayahku adalah orang yang paling kreatif diantara kami bertiga tapi kali ini ide ayahku tdk bisa diterima dengan akal sehat.

Ayah pun mulai mengutarakan ide gilanya itu
“Kalian tampaknya udah merasa bosan iya?” Tanya ayahku kepada aku dan mamaku.
“Iya nih yah udah bosen dari tadi gini-gini aja” jawabku menyauti pertanyaan dari ayah.
“Iya bener tuh kata Andri yah mama juga udah mulai bosan” sambung mamaku.
“Ya udah ayah kali ini punya ide, gimana kalau yang kalah harus membuka pakaiannya satu-persatu?” Ayah mengutarakan ide gilanya saat itu kepada kamu dengan senyum-senyum nggak jelas.
“Apa yah? Apa ayah ini sudah gila?” Sahut mamaku sedikit sewot.
“Kenapa seh ma? Apa mama takut?” Tanya ayahku kepada mamaku.
“Ayah ini apa2an masak yang kalah harus lepas baju? Gimana kalau mama yang kalah?” Ucap mamaku melemparkan pertanyaan balik pada ayahku.
“Emang kenapa ma? Disini kan cuma kita bertiga tdk ada orang lain” sahut ayahku.
“Kok malah debat sih?” Tanyaku kesal kepada orang tuaku.
“Oke deh mama berani, ayo kocok kartunya” ujar mamaku mengakhiri perdebatan mereka.
Cerita sedarah 2017, Akhirnya ayahku mengocok kartunya dan membaginya rata pada kami bertiga. Permainan pertama pun berlangsung sangat sengit kita bertiga saling adu strategi dan akhirnya aku yang kalah.
Lalu ayahku segera berkata,
“Ayo Ndri buka kaos kamu terus kamu kocok lagoi kartunya.
“Iya2 yah” jawabku sedikit sewot karena kalah pada permainan pertama.
Mamaku hanya senyam-senyum melihat kekalahanku. Akhirnya kartu kuocok lagi untuk permainan kedua. Dipermainan kedua ini mamaku yang akhirnya kalah.
Dengan sangat senang aku menyuruh mama untuk membuka bajunya,
“Ayo ma buka bajunya hehehehehe” ocehku sambil tertawa melihat kekalahan mama.
“Iya tdk toh mama hanya lepas jilbab dulu” sahut mamaku.
“Kok gitu? Mama curang ah” timpalku sewot mendengar kata2 mama.
“Iya gk bisa gitu ma perjanjiannyakn baju bukan jilbab jadi mama harus lepas baju dan jilbabnya tetep aja dipakai” ayahku coba menerangkan aturan permainannya pada mamaku.
Akhirnya mamaku melepas kancing2 bajunya dan terlihatlah toket mama yang masih terbungkus bh warna putih. Dipermainan ketiga mama kalah lagi aku dan ayah memaksa mama untuk membuka celanannya. Permainan ini berlangsung terus sapek tak terasa tubuh kami bertiga benar bugil tanpa ada apa-apa lagi yang menutupi tubuh kita.
Aku sempat terkesan waktu melihat mama membuka bhnya ternyata toket mama gede banget. Sebelumnya aku tak pernah memperhatikan toket mam karena tertutup oleh jilbab-jilbabnya. Ayah yang sudah menyadari kalau aku sedari tadi sudah terangsang melihat bentuk toketh mamaku mulai memancingku. Ayah pun mengambil tindakan dengan menggeser tempat duduknya dan mendekatkan tubuhnya pada mama. Ayahku juga mulai mengraya2 toket mama.
“Apaan sih ayah ini malu tuh dilihat Andri” kata mama menghentikan tingkah ayah.
“Nggak papa ma biarin aja Andri kan udah gede” jawab papa singkat.
Karena takut ayah marah mama membiarkan tanggan ayah meremas-remas kedua toketnya itu. Aku pun sangat terangsang melihat tanggan ayahku yang sedang asyik dengan pekerjaan barunya saat itu.
“Andri pengen ya?” Goda ayah padaku.
“Ayah apaan sih?” Mamaku coba memeringatkan ayah.
“Halah Nggak papa ma toh Andri juga butuh edukasi tentang sex” jawab ayahku ringan.
“Enngg……..akkk kok yah” jawabku terbatah2.
“Ah jangan bo’ong ah Andri, tuh buktinya udah tegang banget” kata ayahku sambil menuding batang penisku.
“Ternyata punyamu lebih gede dari punya ayah iya Ndri?” Lanjut ayahku.
Sedangkan mamaku masih bengong melihat batang penisku mungkin mamku takjub dengan ukuran kotolku yang lebih besar dari punya ayah. Ayah terus meremas toket mama seperti orang kesurupan sambil lidahnya menjilati leher mama.
“Ngapain kamu bengong aja disitu Ndri? Sini bantu ayah” ayahku membuyarkan lamunanku.
“Ah ayah ini apaan sih? Masak Andri diajak beginian?” Sahut mamaku tapi pandangannya tdk berpaling dari batang penisku.
“Biarin aja deh ma toh mama juga pengen ngerasain penisnya Andri yang gede itukn?” Ayah langsung to the point kepada mama.
Mamaku tak menjawab kata2 terakhir yang terlontar dari mulut ayahku. Akupun tetap terdiam dan membisu ditempatku duduk, aku belum percaya kalau ayahku segila ini.
“Ayo Ndri kok malah bengong” kata2 ayah membuyarkan lamunanku.
“Andri harus ngapain yah?” Tanyaku yang tampak begitu polosnya.
“Sini kamu jilatin meqi mamamu” perintah ayah mendengar pertanyaan bodohku.
Bagai kerbau yang dicocok hidungnya akupun bankit dari tempatku duduk dan mendekat ke tubuh ayah dan mama. Sebenarnya aku masih ragu menuruti perintah ayah karena sebelumnya aku belum pernah melakukan hal yang seperti ini. Aku pun mendekatkan kepalaku dengan meqi mama. Aku sempat menghetikan kepalaku tepat didepan meqi mama karena sebenarnya aku jijik melakukan hal ini, tapi ayah memaksaku.
Akhirnya kulakukan perintah ayahku menjilati meqi mamaku. Pertama-tama aku agak sedikit kaku melakukan hal seperti ini tapi lama-kelamaan aku sudah mulai terbiasa. Karena aku sudah mulai terbiasa mama mulai menjambak rambutku untuk membenamkan kepalaku kepada meqinya sampai-sampai aku tdk bisa bernafas. Walaupun aku sulit untuk bernafas karena mamaku mebenamkan kepalaku tapi herannya justru aku lebih menikmati permainanku.
Mamaku mulai meracau,
“Terus Andri terus jilat itil mama Ndri, ayah juga sedot yang kuat pentil mama mainkan susu mama yah” racau mamku.
Aku dan papaku terus melakukan pekerjaannya masing-masing. Sampai papa menghentikan jilatanku.
“Ndri berhenti menjilat meqi mamamu dulu” ucap ayahku sembari bediri disebelah mama dan penisnya tepat pada muka mama.
“Iya yah” jawablku menuruti perintah ayahku.
“Ma ayo sekarang giliranmu mainin penis ayah” perintah ayahku yang ditujuhkan pada mama.
“Dan kamu Andri terusin jilat meqi mamamu dari belakang” lanjut ayah.
Mama yang mengerti permintaan ayaj langsung mengubah posisinya mamau langsung nungging dan menyergap penis ayah sedangkan aku asyik menjilati meqi mama. Kelihatannya mama semakin liar menyepong penis ayah yang ukurannya sedikit lebih kecil dari punyaku mungkin mama usah terbiasa maini penis ayah.
Setelah ayah merasah puas dengan sepongin mama sekarang ayah menyuruhku untuk mengantikan posisinya lalu ayah sekaran berpindah kebelakang. Kemudian ayah langsung membuka lebar kedua paha mama dan memasukan kotolnya kedalam lubang meqi mama. Mama sempat menjerit kecil ketika penis ayah berhasil sepenuhnya masuk kedalam meqi mama. Sedangkan aku yang ada didepan mama langsung memajukan penisku tepat pada bibir mama.
Mungkin mama sudah mengerti maksudku mama langsung meraih penisku dan mejilati kepala penisku pertama-tama. Rasanya ngilu campur geli membuatku meringis2 keenakan. Melihat hal itu mama langsung memasukan penisku kemulutnya. Rasanya hangat sekali, mama mulai memaju mundurkan penisku yang berada didalam mulutnya.
“Achh……geli ma geli” racauku menahan geli.
“Udah nikmatin aja Ndri” ucap ayah mendengar racauanku.
“Emb penismu ahhhh ge ahhh de banget Ndri ahhh” kata mama yang sedikit terputus-putus karena mendapat serangan dari ayah.
Mama terus mengulum penisku dan sekali2 menyedot batang penisku rasanya enak banget aku belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
10 menit berselang ayah mengerang keras sekali tampaknya dia sudah sampai pada puncaknya. Tubuh ayah seketika lemas tak berdaya. Ayah kemudian mencabut penisnya yang masih tertanam dimeqi mama, begitu penis ayah dicopot terlihat jelas olehku ada cairan putih pekat keluar dari meqi mama.
“Ndri sekarang giliranmu ayo lakukan” perintah papa
Akupun nurut-nurut aja. Sekarang posisi mama sedang tidur terlentang pahanya terbuka lebar untuk memudahkanku memasukan peniskuyang sedari tadi pengen sekali dimasukan. Aku mengarahkan batangku ke meqi mama walaupun meqi mama sudah licin karena sperma dari ayah tapi aku masih kesulitan untuk memasukannya. Akhirnya denga telaten mama membimbingku, penisku dipegang oleh mama dan langsung diarahkan pas lubang meqinya. Karena lubang meqi mama yang sudah licin oleh sperma ayah penisku langsung masuk seluruhnya ke meqi mama. Mama menyeruak dan mengadahkan kepalanya keatas. Sekarang aku dengan perlahan mulai mengerakan pinggulku maju mundur.
“Ayo Ndri penismu enak” ujar mama.
“Iya ma meqi mama juga nikmat” jawabku
“Och…….Och…..Och….Och…..” Mama tdk berbicara lagi hanta desahan dan desahan yang keluar dari mulutnya.
Setelah hampir sepuluh menit ayah bangkit dari kursi tempatnya beristirahat. Ia mengisyaratkn padaku untuk membalik badanku akupun menurutinya. Sekarang mam yang berada diatas tubuhku tanpa pikir panjang ayah langsung mengarahkan penisnya ke anus mama. Dengan bantuan dari air liurnya akhirnya penis ayah bisa masuk seluruhnya ke anu mama. Mama hanya bisa mendesah entah dia telah menaha kenikmatan atau kesakitan aku tdk tau itu. Ayah dengan kasar menghajar anus mama.
“Aduh yah Och……terus…….yah Och…..Och…” Desahan mama
Akupun tak mau kalah dengan ayah aku langsung mempercepat gerakanku. Dan mama pun mendesah semakin keras.
“Och……kaaaa….llliiiiiaaannn bbbeeeeee nnneeerrrrr beee nnneeeerr hhhhheeebbbaattt” desahan mama.
“Oooccchhhhh kaaalllllaauuu bbeeeegggiiiinnniiii mmmmaaammmmaaaa gggaakkkk kkkuuuuuaaaatttt” lanjut desahan mama.
“Ooooocchhhhhhhh” akhirnya mama mendesah panjang tanda orgasme telah didapatkannya.
“Kamu kuat banget Ndri belum keluar-keluar juga” tanya mama padaku.
“Hehehe gk tau juga ma” jawabku singkat.
Aku yang belum mencapai puncak sendiri berusaha mengerakan tubuh mama dan dibantu oleh ayah.
Mama terus kami serang daru lubangnya sampai 5 menit kemudian ada rasa geli pada ujung penisku seperti ada benda yang memaksa untuk keluar dari dalam, meskipun kutahn tetap tak bisa dan akhirnya.
“Croooottttt croootttt croootttt croootttt”
Sperma keluar membuat penuh seisi meqi mama dipenuhi oleh sperma dan ayah. Tubuhku langsung lemas dan si Andri junior juga langsung melemaskan tubuhnya. Sekarang tinggal ayah yang menutaskan birahinya. Entah sampai kapan ayah mampu begitu yang jelas hari ini aku puas sekali.