Sabtu, 07 Januari 2017

Tanteku Selalu Merayuku


Kejadian ini terjadi saat aku masih duduk di bangku smu di Bali, tp sekarang aku pindah ke jakarta untuk meruskan kuliah, sungguh aku sudah lama ingin menikmati tubuh tanteku ini, kira-kira sejak masih duduk di bangku SMP memendam rasa seperti itu. Secara singkat tanteku ini orangnya cantik tinggi badan 169cm bentuk dadanya indah yg berukuran sekitar 34an.
Saat itu sekitar pukul 12 siang, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motor yg ku kendarai endut-enduttan. Wah!! benar-benar reseh dah. Tp akhirnya aku sampai di tempat kost, langsung aja aku ganti baju, terus ambil minum,, huaaaaahhhh, segerrrrrr tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan tubuhku untuk istirahat hp ku berdering, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tante, ada apa??”

“Kamu cepet kerumah ya!” ucap tanteku.
“Sekarang Tan?” tanyaku lagi.
“La iyalah, masa tahun depan, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu akupun bergegas datang ke rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tdk seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam.
“Langsung masuk aja Rik!” teriak tanteku.
Oh ya, namaku Riko. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Rik!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yg ada di bawah TV, dan menonton film yg ada di situ. Tdk lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV.
Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tp tdk transparan sih, tp cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tp perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Rik, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yg mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Riko sibuk sih,” jawabku.
“Eh Rik, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Rik?” tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tdk biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Rik,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Riko tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tdk menygka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Rik…! Rikooooo…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.
Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang.
Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan memek tanteku,
“Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tp kok tdk bisa-bisa.
Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yg mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yg masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi penisku, wah gawat!
“Sibuk ya Rik?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tp sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang penisku pada tanteku. Panjang batang penisku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yg pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tdk sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan memeknya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tp dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yg bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tdk mengerti.
“Mmm… Rik, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yg aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tp jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tp Riko takut Tante, nanti ada yg ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke penisku yg sebenarnya sudah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Rik!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang penisku yg sudah over size itu. Sambil mengocok batang penisku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang toketnya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yg merangsang.
“Empp… ehm… mmm… gede banget penismu Rik!” ujar tanteku.
Aku tdk terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan penisku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang penisku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu.
Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang penisku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang memeknya di atas mukaku tanpa melepaskan penisku dari mulutnya.
Dengan sigap aku langsung menjilat liang memek tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.
“Aaah… Rik… nikmat… terus Rik… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras.
Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yg menggebu jilatan ke memeknya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yg dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya.
“Oh Riko… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang memeknya berwarna pink merekah.
Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting toketnya, dan penisku yg telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.
Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir memeknya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.
“Ooohh… Riiiik… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di memeknya.
“Rik, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Rik, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang penisku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang memek tanteku, akhirnya tanteku yg membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang memeknya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang penisku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.
“Egghmm… terus Rik… pelan tp terus Rik… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tdk senang dengan permainan yg perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang penisku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.
“Aaahh… Rik.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tdk percuma, batang penisku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang penisku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu.
“Ah… uh… terus Rik… nikmat sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih nikmat dari Oom-mu itu… terus Riiikkkk…” erang tanteku keenakan.
Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yg dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang penisku mulai berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Riiikkk… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.
Setelah itu kucabut batang penisku dari liang memek tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yg masih ada di kepala penisku hingga bersih.
Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan.
Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.