Minggu, 08 Januari 2017

Nafsu Gadis Siswi SMU Melonjak


Sebut saja namaku Rosi, mahasiswa semester awal di perguruan tinggi JS di kota P dan nama pacarku Elma, masih duduk di bangku kelas 3 SMU Negri 1 kelas 3 di kota p jg. Elma berwajah manis. Punya alis tebal yg sangat kontras dgn warna kulitnya yg putih berish. Dgn hidung yg mungil lucu plusbibir “dower” yg selalu merah dan dihiasi dgn gigi yg sedikit tdk teratur tetapi justru giginya itu yg menjadi daya tariutamanya. Tingginya sekitar 155 cm, berat 47 kg. Badannya mungil tp montok. Bahu yg datar dan badan yg tegap dihiasi dgn sepasang toket indah berukuran 32B yg proporsional sekali dgn tubuhnya.

Pantat yg terbentuk rapi disertai sepasang kaki ygindah, terutama betisnya. Pinggang yg ramping, perut yg datar dan pinggul yg tdk terlalu besar. Tp sungguh, dgn keadaan tubuh seperti itu, tdk ada pria yg bisa menahan napsunya jika melihatnya sedang telanjang bulat. Tentu saja.Kejadian ini kualami kalau tdk salah hari Kamis tanggal 7 Desember1998. Aku barus saja menjemputnya pulang sekolah jam setengah dua siang. Biasanya sich dia bawa motor sendiri, cuman hari itu entah kenapa dia berangkat sekolah naik becak. Jadinya saat pulang sekolah dia menelponku minta dijemput.
Panas sekali hari itu. Saat sampai di rumahnya aku tdk langsung pulang. Aku mampir sejenak buat sekedar menghilangkan rasa haus. Aku duduk di ruang tamu, di sofa ygpanjang, sementara dia mengganti baju sekolahnya dgn gaun santai. Entah model apa bajunya, yg jelas dia memakai kaos dgn celana pendek yg berbahan kaos jg. Dia tampak seksi sekali dgn dandanan seperti itu. Dia balik sambil membawa segelas sirup dingindan kemudian tiduran di sofa dgn posisi kepalanya di pangkuanku.
Kami pun berbasa-basi, saling menanyakan kabar masing-masing. Karena memang kita sdh lama tdk ketemu. Aku barusan pulang dari Jogja, tinggal di sana beberapa hari. Dia orangnya memang gampang sekali kangen sama pacarnya. Ditinggal beberapa hari saja sdh seperti sebulan hebohnya. Dan kalau dia sedang kangen, rugi aku kalau tdk ada di sisinya. Tau maksudnya kan?
Lalu kami mulai bercerita tentang kegiatan kami masing-masing selama ini sambil sesekali saling mencumbu, berciuman dan berpagutan mesra. Saling memainkan lidah. Kubiarkan mulutnya melumat bibirku. Kubiarkan giginya menggigit lembut bibirku.
Kurasakan lidahnya menari-nari di dlm mulutku. Napasnya yg lembut mendera wajahku. Oh ya, aku paling suka “kissing” denganya saat dia sedang makan coklat. Rasanya jadi tambah enak. Dan seperti biasa kalau kami sedang berasyik masyuk, kedua belah tanganku selalu menari-nari di tubuhnya.
Selalu! Orang dianya sendiri yg minta buat dijamah.
“Pokoknya kalau kamu sedang mencumbuku, sekalian dech tangan kamu ngerjain tubuhku. Biar tdk nanggung. Tp harus di bagian yg sensitif. Seperti di daerah sini, sini dan di sini!” katanya kepadaku suatu waktu sambil tangannya menunjuk leher, dada dan bawah perutnya. Enak katanya.
Akunya sich oke-oke aja. Siapa yg bakal menolak ditawarin kerjaan seperti itu.
Mulailah pekerjaanku. Kudekatkan kepalaku ke lehernya, kukecup perlahan leher itu kemudian kugigit perlahan. Dia mendongakkan kepalanya tanda dia merasa kegelian. Kucium daerah telinganya dan kukulum bagian telinga yg menggelambir.
Dia mendesah perlahan dan kemudian melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Tangan kananku pun berusaha menopang punggungnya agar tubuhnya sedikit tegak dan tangan kiriku segera kumasukkan ke balik bajunya, mengakibatkan kaosnya terangkat sampai ke perut.
Tanganku menyentuh kulitnya yg halus. Menyusup ke punggungnya utk melepas tali BH-nya. Dan mulailah tanganku menjelajahi bukit barisan itu. Kuremas toketnya, terasa lembut sekali, diapun merintih. Kupilin putingnya, dia mengerang.
Kutarik puting itu dan diapun mendesah.
“Ahh..!” Kuputar-putar jariku di sekitar puting itu “Sshhh..!” Dia mengerang merasakan kenikmatan itu.
Kuremas-remas toket itu berulangkali, kucubit bukit itu. Rasanya kenyal sekali. Nggak bakalan bosan walaupun tiap hari aku disuruh menyentuhnya.
Lalu tanganku pun turun menyusuri perutnya, menuju hutan tropis. Masuk ke dlm CD nya yg terbuat dari kain satin dgn sedikit renda pada bagian memeknya. Kutemukan tumpukan kecil daging yg ditumbuhi rambut-rambut halus. Kugunakan jari telunjuk dan jari manisku utk membelah labianya yg masih terasa liat sementara jari tengahku kumasukan sedikit ke dlm liang senggamanya. “Mmhhh…” Dia kegelian. Kedua kakinya nampak terjulur lurus, sedikit menegang.
Kucari seonggok daging kecil diantaranya. Bagian yg mampu mengantarkan seorang wanita merasakan apa arti hidup yg
sesungguhnya. Setelah kutemukan mulai tanganku memainkannya. Kusentuh kelentit itu lembut sekali, namun akibatnya sungguh luar biasa.
Tubuhnya menggelinjang hebat dgn kedua kaki terangkat ke atas menggapai-gapai di udara. Dia melenguh dgn mata terpejam dan lidah yg menjilati bibirnya. Langsung kulumat mulutnya. Dia pun membalas dgn ganas. “Uuhhhh…” Lalu tangan kiriku berusaha menarik kelentit nya, kupencet, kusentil, kupetik, kugesek dgn jari tengahku. Dia memang paling suka disentuh kelentit nya. Dan kalau sdh disentuh, bisanya seperti orang sakau. Mendesah, mengerang, dan menggigil.
Pernah suatu ketika aku ditelpon supaya datang ke rumahnya cuma utk “memainkan” kelentit nya. Ya, ampuun… setelah puas bermain api, kami pun mencari air utk menyiramnya. Ehh.. sorry, ngelantur. Tak lama kemudian dia mengajakku ke lantai dua.
“Mas, naik ke atas yuk?”
“Mo ngapain?” tanyaku.
“Ke kamarnya Mbak Dian, di sini panas. Ada AC di sana.”
“Boleh!” aku setuju.
Kami pun naik ke lantai dua. Satu persatu anak tangga itu kami lewati dan kami pun masuk ke kamar Mbak Dian. Aku langsung tiduran di tempat tidur, sementara dia menyalakan AC-nya. Lalu dia rebah di sampingku. Kami bercerita lagi dan bercumbu lagi. Kali ini kulepas kaosnya, setumpuk daging segar menggunung di dadanya yg tertutup BH semi transparan seolah ingin melompat keluar.
Waw, menantang sekali dan kemudian dgn kasar kusentakkan BH itu hingga terlepas, lalu terhamparlah pemandangan alam. Nampak Sindoro Sumbing yg berjejer rapi. Bergelanyut manja di dadanya. Putingnya yg berwarna coklat kemerahan kokoh tegak ke atas mengerling ke arahku menantang utk kunikmati. Toketnya betul-betul indah bentuknya, terbungkus kulit
kuning langsat tanpa cacat sedikitpun, yg tampak membias jika terkena cahaya, yg menandakan toket itu masih sangat kencang. Maklum toket perawan yg rajin merawat tubuh. Namun dgn toket seperti itu, jangankan menyentuh, cuma dgn memandangnya saja kita akan segera tahu kalau toket itu diremas akan terasasangat lembut di tangan.
Kudekatkan wajahku ke dadanya. Mulutku kubuka utk menikmati kedua toketnya. Bau harum khas tubuhnya semerbak merasuk ke dlm hidungku. Kuhisap salah satu putingnya, kugigit-gigit kecil. Lidahku bergerak memutar di sekitar puting susunya. Dia mengejang kegelian. Menjambak rambutku dan ditekankan kepalaku ke dadanya. Wajahku terbenam di sana.
Kugigit sedikit bagian dari bukit itu dan kusedot agak keras. Nampaklah tanda merah di sana. Puas kunikmati dadanya, mulailah ada hasrat yg menuntut utk berbuat lebih. Tampak jg di wajah Elma. Matanya menatapku sayu. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. Kalau dia dlm keadaan seperti ini, dapat dipastikan diasedang terangsang berat. Dan aku yakin kemaluannya pasti sdh basah.
Aku bertanya padanya,
“Ma, sekali-kali kita ngewek yuk!” “Ah, tdk mau ah!” dia menolak.
“Kenapa?” tanyaku.
“Aku malu,” jawabnya.
“Malu sama siapa?” tanyaku lagi.
“Aku malu diliat bugil. Aku malu kamu liat anuku.” terangnya.
“Lho, kamu ini aneh. Masa hampir tiap hari kupegang memek kamu, cuma ngeliat malah tdk boleh?” tanyaku keheranan.
“He..” dia tertawa manja. Otakku bekerja mencari akal.
“Atau gini aja, kamu ambil selimut buat nutupin tubuh kamu. Ntar kita cari gaya yg bikin memek kamu nggak keliatan,” usulku sembarangan, nggak taunya dia setuju.
“Iya dech Mas”
Aku girang setengah mati. Lalu dia pun turun ke bawah mengambil selimut. Tak lama kemudian dia sdh ada di hadapanku lagi dgn sebuah selimut batik di tangannya. Lalu selimut itu diserahkannya kepadaku.
“Nah, sekarang kamu lepas semua pakain kamu!” perintahku.
Dia pun segera melepas semua pakaiannya. Sungguh anggun cara dia melepas pakaian. Perlahan namun pasti. Apalagi saat dia mengangkat
kedua tangannya utk melepas penjepit rambut yg menyebabkan rambutnya terurai indah menutupi sebagian pundaknya. Oh, cantik sekali dia. Berdiri telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Layaknya seorang bidadari. Dgn toket yg kencang mengantung indah, dgn bulu halus yg tertata rapi menghiasi bagian bawah perutnya. Dan ketika sadar dirinya telanjang bulat, secepat kilat dia merampas selimut yg ada di tanganku dan digunakanya utk menutupi tubuhnya. Kusuruh dia utk naik ke atas tempat tidur dlm posisi merangkak membelakangiku.
Aku segera melepas seluruh pakaianku. Dia menengok ke belakang dan tak sengaja menatap batang k0ntolku yg sdh tegang berat dan langsung memalingkan wajah. Jengah. Sambil merajuk manja.
“Ihhh…”
Walaupun kami sering bercumbu tp kami belum pernah saling mempertontonkan alat vital masing-masing. Kalau saling pegang atau sekedar nyentuh sich sering. Makanya jangan heran kalau dia jengah waktu melihat batang k0ntolku. Dan lagi dia itu orangnya pasif.
Penginnya “dikerjain” melulu, tp kalau disuruh “ngerjain” suka ogah- ogahan. Padahal sebenarnya dia senang sekali kalau disuruh memegang batang k0ntolku. Tp itulah dia, dia yg seorang Elma yg penuh dgn tanda tanya. Yg aku pun masih suka bingung utk mengikuti jalan pikirannya.
Aku pun segera mendekat membawa seluruh amunisi yg kupunya. Siap dlm duel berdarah. Kuangkat sedikit selimut yg menutupi pantatnya dan harum birahi yg amat kusukai dari memeknya menyebar. Tanganku pun masuk ke balik selimut itu. Mencari daerah jajahan yg harus dikuasai. Meraba-raba sampai akhirnya kutemukan gundukan itu. Terasa benar bulu kemaluannya di jariku.
“Aowww… iiihhh! Mas nakal!” Dia protes ketika aku berusaha mencabut beberapa helai bulu kemaluannya.
Sebelumnya buat para pembaca, aku melakukan ini semua tanpa melihat ke arah memeknya. Bayangkan, bagaimana sulitnya. Soalnya aku belum pernah menatap langsung memek sekarang ini. Mulai kupusatkan perhatianku di daerah selangkangannya. Memeknya terasa basah. Pasti dia sdh sangat terangsang. Dan kucari letak lubangnya dgn jariku.
“Ah, geli Mas!” dia tersentak ketika tak sengaja tanganku menyentuh kelentit nya.
“Hore ketemu…!!!” aku teriak kegirangan.
Akhirnya kutemukan lubang itu. Kumasukkan seperempat jari telunjukku ke dlm memeknya. Sebentar kuputar-putar disana. Pinggulnya bergerak-gerak tanda dia kegelian. Lalu kutarik kembali dan kini pelan-pelan kusorongkan rudalku utk mencoba menembus dimensi itu. Saat pertama batang k0ntolku menyentuh memeknya, secara refleks dia mengatupkan kedua kakinya.
“Dasar perawan..” kataku di dlm hati.
Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana.
“Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin.”
Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir memeknya. Terasa hangat di situ.
“Aduh Mas, aku deg-degan nich” “Udah kamu tenang aja dech!”
Perlahan tanganku mencoba utk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku utk menguak memek itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan batang k0ntolku. “Bless!” Kepala rudalku mulai masuk, membuat Elma mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tdk nyaman.
“Aduh, Mas, sakit nich!” dia merintih.
Kepalanya mendongak ke atas dgn mimik menahan rasa sakit.
“Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok.” Kasihan jg sich melihat dia begitu. Tp demi kenikmatan itu apa boleh buat.
Namun saat kepala rudalku mulai menguak masuk memeknya, terasa ada energi yg sangat kuat dari dlm memeknya mencoba utk menyedot batang k0ntolku agar masuk ke dlm memek itu. Sampai pinggulku tertarik
maju membuat seluruh batang k0ntolku melesak ke dlm lubang itu.
“Sleep…”
“Ah, Mas sakit nich!” “Tp kok enak ya Mas?”
“Makanya kalo pengen lebih enak jangan ribut terus!” kataku.
“Enak tp kok aneh ya Mas? Kayak ada yg ngganjel,” dia ngomong sekenanya.
Aku pun tertawa.
“Kamu santai aja dong, jangan tegang gitu.”
Dia menuruti perintahku. Dan sensasi yg belum pernah kami rasakan mulai meresap di diri kami. Batang k0ntolku rasanya seperti diremas-remas lembut sekali oleh suatu benda asing yg hangat dan basah tak dikenal, disedot-sedot oleh memeknya. Duh.. nikmatnya luar biasa. Mataku sampai nanar menahan kenikmatan itu. Lembab namun terasa sangat nyaman.
Mulai kugerakkan maju mundur pinggangku, kugenjot batang k0ntolku perlahan dan kemudian sedikit demi sedikit kupercepat genjotanku, kadang-kadang kupelankan sambil kubenamkan sedalam- dalamnya ke lubang memeknya sampai dia menjerit, “Mas.. Mas aduh yg ini sich enak banget.. tusuk lagi dong yg keras Mas!” Elma memohon.
Langsung saja kuturuti permintaannya. batang k0ntolku bergesekan dgn dinding memeknya yg membuahkan kenikmatan tersendiri bagi kami. Mengakibatkan bunyi berdecak yg mengiringiku menuju sejuta kenikmatan.
Tdk lama kemudian Elma mendesah hebat sambil badannya bergerak ke sana-kemari, cepat sekali, badannya meliuk-liuk, tangannya meremas- remas sprei tempat tidur hingga acak-acakan.
“Uuuhh.. enak sekali Mas.. pelanin dong nyodoknya,” rintih Elma. Kuturuti kemauanya.
“Uh!” nikmat sekali rasanya.
Kupompa perlahan-lahan sambil kunikmati kenikmatan yg menjalar ke seluruh tubuhku. Sebentar-sebentar dia menggoyangkan pinggulnya, seolah-olah ingin agar batang k0ntolku jg merasakan kenikmatan itu. Kedua belah tanganku bergerak kesana kemari menjelajahi bagian belakang tubuhnya. Kujambak rambutnya dan kudongakkan kepalanya. Kubungkukan badanku lalu kuciumi punggungnya. Kujilati leher itu.
Kutampar perlahan pantat Elma. Dia menjerit kecil. Tanganku pun mengarah ke depan menyambar toketnya yg menggelantung tak berdaya. Manggut- manggut mengikuti gerakan badannya. Membuatku semakin horny. Toketnya terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena dia sedang dlm kondisi terangsang puncak.
Kuremas-remas dgn kasar. Kupilin-pilin putingnya dan, “Plop…” ya ampun puting itu terlepas. Rambutnya yg panjang melambai-lambai mengikuti irama genjotanku. Matanya terlihat amat sayu dan sebentar- sebentar terpejam. Hingga akhirnya…
“Adduuhh.. Elma tdk kuat lagi Mas..” “Elma pengen pipis..”
“Masss.. aaakhh..”
Kurasakan dia menekan memeknya sedalam mungkin sambil menggoyang- goyangkan pinggulnya dan mengatupkan kedua kakinya yg membuat batang k0ntolku semakin keras terjepit. Namun sungguh, tindakannya justru makin menambah nikmat gesekan yg kurasakan. Tubuhnya tersentak dan berdiri tegak membelakangiku. Kepalanya disandarkan di bahuku.
“Masss.. enak sekalii.. Hmmm..”
Lalu kulihat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya membalik seperti orang kesurupan. Tangannya bergerak ke belakang memeluk tubuhku. Dan menekan kuat tubuhku seolah ingin menyatukan dgn tubuhnya. Intensitas denyutan memeknya semakin tinggi dan kekuatan menyedotnya pun bertambah besar. Yg menyebabkan batang k0ntolku terasa semakin tertarik di liang senggamanya. Kupercepat lagi genjotanku. Dan akhirnya…
“Ohhh… aaakhhh.. ouch… Mas enak!”
Teriakannya keluar seiring orgasme yg dicapainya. “Seerrr…” cairan bening pun keluar membasahi liang senggamanya. Banjir. Kurasakan suhu di sekitar situ bertambah panas. Sekian lama berlalu tp Elma masih terus memejamkan matanya dan menekan kuat pinggulnya. Menggerak-gerakannya kekiri dan kekanan. Mencoba utk menyerap segala kenikmatan yg baru pernah dirasakanya. Dia meracau tak karuan. Saat orgasme yg dialaminya berakhir, dia pun terkulai lemas. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dgn mata terpejam. Dlm posisi nungging. batang k0ntolku terlepas dari memeknya. Tubuhnya bermandikan keringat. Semakin menambah pesona kecantikan tubuhnya. Tak sengaja aku melihat daerah selangkangannya. Ternyata bentuk memeknya bagus sekali.
Memeknya yg berwarna merah jambu nampak merekah sedikit monyong dan labia minora-nya nampak sedikit menjorok keluar. Mungkin karena tadi rudalku berkali-kali membombardir pertahanannya. Memek itu berdenyut-denyut dan berkilat terkena cahaya. Sedikit darah keluar dari dlm memeknya perlahan turun mengalir ke pahanya. Ternyata dia masih benar-benar perawan. Kubiarkan dia utk mengatur detak jantungnya. Agar mampu menghimpun kembali energi yg secara mendadak dikeluarkannya. Sepertinya dia agak shock. Maklum, pengalaman pertama.
“Mas… yg barusan itu enak sekali.” Dia berbisik sambil menatapku dgn senyum kecil di sudut bibirnya.
Senyum penuh kepuasan. Lalu kurebahkan tubuhnya sehingga dia dlm posisi tengkurap tidur, aku pun merebahkan tubuhku menindih punggungnya. Tanganku bergerak kembali ke arah selangkangannya. Becek sekali di sana. Kucari kembali letak liang senggama itu.
“Ayo sayang buka kembali surga kamu,” pintaku.
Perlahan dia mengangkangkan kembali kedua kakinya. Dan kini giliranku utk memetik kemenangan itu. Begitu melihat Elma membuka sedikit saja selangkangannya, semangatku langsung membara lagi. Kuambil ancang-ancang utk memasukkan kembali batang k0ntolku. Satu.. dua.. tiga.. dan, “Bleess…” dgn mudahnya batang k0ntolku menembus memeknya. Tanpa permisi dan karena sdh tdk sabar langsung kugenjot dgn kecepatan tinggi. Tak lama kemudia kurasakan seluruh urat nadiku menegang dan darah mengalir ke satu titik. Aku akan mencapai orgasme.
“Ma, Mas mau keluar nich..”
“Gantian Ya?”
“Iya Mas, dienak-enakin lho!”
Elma berkata sambil kembali mengatupkan kedua kakinya. Terasa dia sedikit mengejan utk memberi kekuatan di daerah perutnya yg mengakibatkan otot-otot di sekitar memeknya kembali mencengkeram kuat.
Semakin kupacu genjotanku dan akhirnya pada saat akan terjadi titik kulminasi kuangkat tubuhku dan kutarik batang k0ntolku keluar dari memeknya dan langsung kubalikan tubuh Elma dan kuraih tangan kanannya lalu kusuruh dia mengocok batang k0ntolku. Kutarik kepalanya mendekati batang k0ntolku. Batang k0ntolku seperti dipompa sampai bocor. Air maniku pun menyembur kencang dlm genggaman tangannya. Mengenai wajahnya. Aku melenguh. Kulihat air maniku menetes di sprei tempat tidur.
Air maniku sepertinya tdk mau berhenti. Tanganya yg lembut terus mengurut batang k0ntolku dgn cepat, mengusap-usap kepala rudalku dgn ibu jarinya. Sampai air mani terakhir menetes di tangannya. Aku merasakan kenikmatan yg luar biasa. Sampai terasa ke tulang sumsum.
“Enak Mas?” tanya Elma. Aku mengangguk.
“Belum pernah aku merasakan yg se.pertii.. ini,” jawabku terbata- bata.
Aku merasa tubuhku lelah sekali. Lemas tak berdaya. Elma mendekatkan wajahnya ke rudalku, dan dgn sangat-sangat lembut dikecupnya kepala rudalku berkali-kali sambil berkata, “Kamu benda kecil tp bisa bikin orang gede kepayahan.”
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Elma memandangku dgn mesra sambil menebarkan senyum penuh pesona. Aku langsung roboh di atas tubuhnya. Menindih tubuhnya. Kugigit perlahan lehernya. Kujilat dagunya. Kukecup lembut bibirnya. Elma memeluk aku sambil mengecup lembut pundakku.
“Mas kapan-kapan kita ngewek lagi ya Mas?” pintanya.
“Iya sayang. Suatu saat kita bakal ngewe lagi.. Kita cari gaya yg lainnya,” jawabku perlahan.
“Sekarang Mas pengen bobo dulu. Mas kecapean nich,” aku memohon. “Iya dech Mas,” balasnya.
“Mas.. Elma tambah sayang dech sama Mas.”
Dan aku pun mendapatkan ciuman paling hangat di bibir dlm sejarahku bersamanya. Lalu tangannya turun ke bawah memegang batang k0ntolku yg sdh lembek dan meremas-remasnya dgn lembut sampai dia terlelap.
Kemudian kupeluk tubuhnya, kukecup keningnya lembut dgn berjuta perasaan yg ada. Dgn sisa kekuatan yg ada, kuangkat badanku dan balik posisi badanku hingga kepalaku berada di antara selangkangannya. Kukecup lembut memek itu. Kujilat sedikit lendir yg membasahinya. Kunikmati sebentar pesona memeknya dgn mulutku. Lalu akupun memejamkan mata. Kami pun tertidur meninggalkan senyum kepuasan di bibir kami.